Find Us On Social Media :

Puncak Covid-19 di Indonesia Diprediksi Terjadi Pada Bulan Mei, Kemungkinan Jumlah Kasus Akan Tembus Sampai 100 Ribu!

By Nesiana Yuko Argina, Jumat, 17 April 2020 | 09:21 WIB

Puncak Covid-19 di Indonesia Diprediksi Terjadi Pada Bulan Mei, Kemungkinan Jumlah Kasus Akan Tembus Sampai 100 Ribu

Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina

Grid.ID - Pandemi corona yang menyerang hampir seluruh dunia jelas menjadi kekhawatiran besar.

Tak terkecuali dengan Indonesia yang jumlah terkonfirmasi untuk kasus Covid-19 sudah mencapai angka 5.000 dengan kematian lebih dari 400 orang.

Beragam upaya dikerahkan pemerintah untuk menekan angka persebaran.

Baca Juga: Atta Halilintar Dilarang Masuk ke Rumah Mewah Cinere Sampai Pasrah Makan Lesehan di Depan Pintu Teras Demi Ketemu Aurel Hermansyah

Namun menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, puncak pandemi corona justru diprediksi baru terjadi pada mei 2020.

"Dan angka kasus (positif) pada saat puncak itu, secara akumulatif diprediksi mencapai 95.000 kasus," ujarnya dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Gugus Tugas Doni Mondaro, seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Jumat (17/4/2020).

Kendati puncak diprediksi terjadi pada bulan Mei, bukan berarti kasus positif Covid-19 di Indonesia akan berhenti total.

Baca Juga: Mengisi Waktu dengan Mencoba Resep Masakan, Gisella Anastasia: Bikin Es Krim Goreng Gagal!

Hanya saja akan terjadi penurunan kasus pada bulan-bulan berikutnya.

"Selama Juni-Juli, kasus terkonfirmasi positif (diprediksi) sudah akan mencapai 106.000 kasus," sambung Wiku.

Namun ia kembali menegaskan bahwa angka yang diungkapnya itu didapat dari hasil simulasi para ilmuwan dan ahli, sehingga hanya bersifat prediksi alias belum pasti terjadi.

Baca Juga: Terapkan Social Distancing, Pangeran William Resmikan Rumah Sakit Baru di Birmingham untuk Darurat Corona Secara Virtual

Oleh sebab itu, pemerintah terus mengupayakan agar kondisi di lapangan nantinya tak separah yang sudah diprediksi.

Hingga Kamis (16/4/2020), jumlah kasus positif tercatat sebanyak 5.516 dengan angka kematian 496 pasien.

Kabar baiknya jumlah pasien yang dinyatakan sembuh melampaui jumlah kematian, yakni 548 orang.

Baca Juga: Alami Sendiri Penderitaan Idap Virus Corona, Ayah Rihanna: Aku Akan Mati! 

Kendati semua negara mengupayakan yang terbaik dalam menghentikan penyebaran Covid-19, baru-baru ini sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Harvard menyampaikan jika social distancing sebaiknya dilakukan hingga 2022 mendatang.

Hal ini demi mencegah rumah sakit kewalahan akibat munculnya gelombang lain virus corona baru yang pastinya mengancam jiwa manusia.

Melansir laman AFP.com, dalam laporan tersebut dituliskan bahwa Covid-19 akan menjadi penyakit musiman seperti flu biasa, tetapi dengan tingkat penularan yang lebih tinggi dan berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Pengacara Bling Bling dengan Koleksi Mobil Mewah Berderet, Hotman Paris Cuek Duduk di Halaman Rumahnya Bertelanjang Dada dan Kenakan Celana Pendek Warna Pink: Work From The Street!

Durasi dan intensitas social distancing mungkin bisa mulai dilonggarkan saat vaksin sudah tersedia.

Namun selama hal itu belum bisa dipastikan, menjaga jarak dengan orang lain akan membantu rumah sakit meningkatkan kapasitas perawatan klinis, utamanya saat terjadi lonjakan kasus.

(*)