Grid.ID - Tahun 2020 baru berjalan selama empat bulan, namun masyarakat Indonesia harus menghadapi berbagai kejadian yang cukup berat.
Mulai dari bencana alam hingga persebaran pandemi Covid-19 mewarani tahun 2020 ini.
Di awal tahun 2020 lalu, Roy Kiyoshi, seorang anak indigo sudah melihat kekacauan dan bencana yang akan terjadi sepanjang tahun.
Tak hanya soal bencana dan kekacauan, Roy Kiyoshi juga sempat menerawang soal kehidupan para artis Tanah Air di tahun Tikus ini.
Melansir dari kanal Youtube pribadinya, Roy Kiyoshi memprediksi kejadian pahit manis di tahun 2020.
"Bagi saya tahun 2020 bisa dikatakan ada plus dan minus," kata Roy Kiyoshi mengawali.
Sisi baiknya, Roy mengatakan akan ada kemajuan dari industri hiburan Indonesia.
Tak cuma itu, diprediksi akan muncul banyak karya yang bisa mengharumkan nama Tanah Air di kancah Internasional.
Kabar buruknya, ia 'melihat' akan ada bencana besar yang melanda Indonesia di tahun 2020.
Pria berumur 32 tahun ini mengatakan akan ada banyak mayat-mayat tertimbun tanah hingga mengeluarkan bau busuk.
"Bencana tanah longsor juga terjadi di beberapa daerah.
"Saya melihat di mata batin saya ada mayat tertimbun di tanah," kata Roy.
"Jelas sekali baunya, seperti bau mayat yang aroma seperti bau busuk, sangat apa namanya busuk sekali," imbuhnya.
Roy kemudian mengaku kaget ketika mendapatkan pengelihatan di tahun 2020 akan ada gas air mata.
"Ada kisruh, suara kisruh seperti itu, tapi tidak menimbulkan kekacauan, aman terkendali, tapi saya melihat kerumunan orang dan ada oknum polisi dan gas air mata," terangnya.
Ia menjabarkan kalau akan ada demonstrasi dan pembubaran suatu ormas tertentu.
Menambahi terawangan soal bencananya, Roy Kiyoshi menyinggung soal puting beliung yang akan terjadi di daerah Asia Timur.
"Saya melihat dengan jelas sekali, saya melihat angin puting beliung di beberapa negara seperti Asia Timur, Jepang dan Cina," tukasnya.
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul, Tahun 2020 Baru Lewat Dua Pekan, Roy Kiyoshi Cium Bau Busuk dan 'Lihat' Mayat Bergelimpangan Tertimbun Tanah, Tanda Bencana?
(*)