Suara seruling ini tajam, melengking dan tidak enak didengar.
Menurut arkeolog bernama Roberto Velazquez, seruling kematian erat kaitannya dengan kabar kematian.
Ya, instrumen ini biasanya digunakan untuk mengabarkan berita kematian, eksekusi mati dan pengiring ritual pengorbanan manusia untuk para dewa.
(BACA JUGA: Kisah Haru Briptu Nova, Tak Bisa Hadir dan Menangis Saat Saksikan Video Pernikahannya di Layar Laptop)
Masih menurut Roberto, seruling ini juga terkadang digunakan sebagai alat penanda perang.
Suaranya yang nyaring sekaligus mendayu-dayu memang selalu berhasil membuat semua orang merinding.
Termasuk oleh musuh suku Aztec yang siap menyerang dalam perang.
Dari hasil risetnya, Roberto juga menyimpulkan bahwa suku Aztec percaya seruling kematian punya kekuatan magis untuk menyembuhkan luka akibat perang.
(BACA JUGA: Gempita dan Gisella Anastasia Naik Delman, Netizen Malah Salfok sama Ekspresi Sang Kusir!)
Pada tahun 1999, sebuah tim arkeolog berhasil menemukan tengkorak manusia yang terkubur di bawah reruntuhan kuil dewa angin berusia 650 tahun.
Jasad tersebut terlihat menggenggam sebuah seruling yang diduga sebagai seruling kematian.
Arnd Adje Both, seorang ahli dalam arkeologi musik pra-Hispanik, adalah orang yang pertama meniup seruling kematian yang ditemukan di bawah kuil dewa angin itu.