Find Us On Social Media :

Tidak Banyak Orang Tahu! Ternyata Ini Penyebab Serangan Gelombang Kedua Wabah Covid-19 di Singapura, Simak Penjelasannya Sebelum Terjadi di Indonesia

By Devi Agustiana, Selasa, 21 April 2020 | 09:52 WIB

Pekerja konstruksi asing terlihat melambaikan tangan dari asrama mereka S11 di Punggol, Singapura Utara, Senin (06/04/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID –  Banyak istilah yang bermunculan di tengah pendemi Covid-19, salah satunya yaitu “gelombang kedua.”

Beberapa waktu lalu, setelah kasus Covid-19 di China mereda dan disebut-sebut tentang gelombang kedua.

Sementara itu, belakangan beberapa ahli mengatakan mengatakan bahwa Indonesia harus bersiap menyambut kedatangan gelombang kedua virus corona.

Baca Juga: Bisnis Restorannya Oleng Dihantam Corona hingga Terpaksa Rumahkan Karyawan, Ussy Sulistyawati Kini Hanya Andalkan Tabungan untuk Bertahan: Sekarang Aku dan Andhika Berhemat-hemat Banget dengan Cara Apapun

Lantas, apa itu gelombang kedua virus corona?

Salah satu peneiliti yang mengungkapkan hal itu adalah Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Menurut Dicky, pandemi Covid-19 berpotensi memiliki beberapa gelombang serangan wabah, termasuk di Indonesia.

Dicky mengatakan, gelombang kedua virus corona adalah bila suatu wilayah telah mencapai puncak terkena virus corona, kemudian terjadi penurunan, setelah fase penurunan jumlah kasus tersebut terjadi lonjakan kasus lagi.

Baca Juga: Merry Riana Bicara Tentang Corona: Kita Ibaratkan Seperti Proses Ulat Jadi Kupu-Kupu

Adapun puncak kasus, kata Dicky, biasanya dihitung dengan attack rate di angka 3-10 persen penduduk merujuk data di Wuhan.

"Gelombang kedua biasanya menyerang hingga 90 persen penduduk yang belum terpapar tadi," kata Dicky.

Dicky mengungkapkan, gelombang kedua mempunyai masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama, bisa memakan waktu sebulan atau lebih.

Seperti halnya di China, gelombang kedua terjadi karena adanya orang dari luar wilayah atau negara yang membawa virus dan menularkan kembali ke populasi yang lainnya. 

Baca Juga: Khawatir Jadi Carrier Virus Corona, Haykal Kamil Pilih Tidak Menemui Orangtua

"Dalam kasus China diduga pembawanya adalah penduduk China yang kembali ke negaranya," ujar Dicky.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, kini Singapura tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona pada beberapa minggu terakhir.

Dengan adanya gelombang dua ini, Singapura menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara hingga saat ini dengan 6.688 kasus.

Lantas, bagaimana lonjakan kasus itu bermula?

Baca Juga: Haykal Kamil Putar Otak Demi Jalankan Bisnis di Tengah Pandemi Corona, Mulai dari Promo Sampai Bagi-bagi Masker

Dari asrama pekerja migran lonjakan kasus virus corona terbaru di Singapura berkaitan dengan 323.000 pekerja migran yang tinggal di 43 asrama.

Masing-masing asrama dihuni lebih dari 1.000 orang, dan ada yang dihuni sampai 1.200 orang untuk asrama yang disediakan oleh pabrik.

Sebanyak 4.158 atau sekitar 63 persen kasus infeksi di Singapura berasal dari klaster asrama pekerja migran ini.

Mengutip dari SCMP, infeksi pekerja migran pertama kali dilaporkan pada 8 Februari 2020 dan menimpa seorang pria Bangladesh berusia 39 tahun yang bekerja di lokasi pembangunan Seletar Aerospace Heights.

Baca Juga: Demi Jaga Dapur Tetap Ngebul, Artis Cantik Ini Rela Banting Tulang Jualan Nasi Goreng di Pinggir Jalan Selama Corona

Menyebar di pusat perbelanjaan

Pria itu telah mengunjungi Mustafa Centre, pusat perbelanjaan 24 jam, sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.

Tempat kerjanya, Seletar Aerospace Heights pun menjadi klaster baru dengan beberapa infeksi.

Klaster asrama pertama diidentifikasi pada 30 Maret dengan empat infeksi di asrama S11.

Sejak saat itu, kasus-kasus di antara para pekerja yang tinggal di asrama tersebut meningkat dengan cepat menjadi lebih dari 3.000, sekitar 60 persen dari semua kasus di Singapura.

Baca Juga: Bantu Tenaga Medis dengan Isolasi Mandiri di Rumah, Catat 10 Hal yang Perlu Diperhatikan Untuk Cegah Penularan Corona!

Menteri Tenaga Kerja Josephine Teo mengaitkan penyebaran cepat ini dengan pekerja yang bersosialisasi di asrama pada hari libur mereka.

"Mereka mungkin memasak bersama, makan bersama, dan santai bersama," kata Teo, dilansir dari SCMP.

Pihak berwenang telah mengidentifikasi Mustafa Centre yang populer di kalangan pekerja migran, penduduk setempat, dan turis, sebagai titik awal penyebaran penyakit ini di kalangan pekerja.

Melonjak di awal April

Singapura melaporkan kasus pertamanya pada 23 Januari dan hanya memiliki 102 kasus pada akhir Februari 2020.

Angka itu dengan cepat meningkat pada 1 April menjadi 1.000 kasus ketika banyak negara mengalami lonjakan kasus.

Hal itu mendorong penduduk yang berbasis di luar negeri kembali ke rumah mereka di Singapura.

Beberapa di antaranya membawa penyakit dan memicu awal gelombang kedua di Negeri Merlion itu

Dengan fokus negara pada peningkatan kasus impor, Singapura melewatkan infeksi yang terjadi di antara para pekerja migran.

Pekerja rentan terinfeksi

Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong mengatakan banyak pekerja yang masih terus bekerja meski mengalami gejala ringan.

Masalah mendasar lainnya adalah kondisi asrama yang buruk.

Satu ruangan bisa dihuni oleh 12 hingga 20 orang dengan ranjang susun

Ratusan pekerja di setiap lantai harus berbagai toilet umum dan fasilitas mandi.

Dapur yang penuh dengan kecoak hingga meluapnya saluran air menjadi kenyataan yang harus mereka hadapi.

Baca Juga: Terinspirasi Wabah Covid-19, Salman Khan Rilis Lagu tentang Virus Corona, Seperti Apa Liriknya?

Upaya pembersihan pun mulai dilakukan oleh pemerintah.

Tim khusus yang terdiri dari 380 hingga 400 orang personel Angkatan Bersenjata dan Kepolisian dikerahkan untuk bekerja dengan operator asrama.

Menteri Tenaga Kerja, Josephine Teo mengatakan, pemerintah akan mengadopsi tiga strategi guna memutus rantai penyebaran virus corona di asrama itu.

"Dengan jumlah kasus di asrama terus meningkat, prioritas utama kami untuk para pekerja di asrama adalah untuk membantu mereka tetap sehat dan meminimalkan jumlah yang terinfeksi," tulisnya di Facebook.

Isolasi asrama

Pemerintah akan mengunci asrama itu dengan menetapkan 12 dari 43 asrama sebagai zona isolasi.

Tes ribuan pekerja

Pemerintah juga akan menguji ribuan pekerja dalam sehari untuk mengidentifikasi dan kemudian mengisolasi mereka yang terinfeksi.

Selama masa penguncian, pihak berwenang telah mendirikan pos-pos medis di asrama dan meyakinkan para pekerja bahwa gaji mereka akan tetap dibayarkan meski dalam penguncian.

"Kami merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kesehatan, mata pencaharian dan kesejahteraan mereka di sini.”

“Kami akan membiarkan mereka pulang, selamat dan sehat, untuk Anda," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong ketika berbicara langsung dengan keluarga korban.

Baca Juga: Tak Pengin Buru-buru Persunting Sabrina Chairunnisa di Tengah Wabah Corona, Deddy Corbuzier: Bukan Saat yang Tepat!

Cegah pembentukan klaster

Pemerintah juga mencegah pembentukan kluster di asrama lain dengan mengisolasi pekerja yang dites positif terkena virus dan pernah melakukan kontak dekat mereka.

Singapura akan melibatkan relokasi sekitar 7.000 pekerja ke fasilitas terpisah, seperti kamp militer, pusat pameran, hotel, dan perumahan kosong.

(*)