Penanaman, mencakup:
- Penanaman bibit dilakukan terhadap awal perioden hujan yang bertujuan mencegah bibit mengalami kekeringan.
- Bibit tanaman yang berasal dari biji dan telah memiliki 3-5 batang cabang, rata-rata sudah bisa beradaptasi dengan baik.
- Bila bibit pala dari cangkokak, maka daunnya harus dikurangi lebih dulu sebelum ditanam, untuk memperkecil transpirasi dan menurunkan tingkat kematian bibit, lubang tanam mesti diperdalam agar menguatkan akar sehingga tidak roboh saat dewasa.
- Pemeliharaan: tanaman pala yang masih muda kurang tahan panas sinar matahari sehingga butuh tanaman pelindung yang pertumbuhannya langsung contoh tanaman tipe Clerisidae atau tanaman buah-buahan.
- Penyulaman: dilakukan kalau bibit tanaman pala mati atau pertumbuhannya kurang baik.
- Penyiangan: penyiangan gulma dilakukan bila gulma muncul, setiap sebulan sekali.
- Pemupukan: sebelum dilakukan pemupukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 sentimeter dan lebar 20 sentimeter dengan cara melingkar di sekitar batang tanaman selebar kanopi, setelah itu pupuk ditabur dan ditimbun dengan tanah sesuai dosis.
- Peremajaan, dilakukan pada tanaman pala dengan beberapa metode seperti:
- Metode New Clearing: menebang seluruh pohon pala lanjut usia dan mengganti dengan tanaman pala muda.
- Metode Gradual Thinning: menanam tanaman pala muda di antara pohon pala yang tua.
- Metode No Thinning: tanaman muda disisipkan di antara pohon pala lanjut usia, penebangan pohon lanjut usia dilakukan setelah pohon pala muda berproduksi.
Tanaman pala mulai berbuah ketika usia 7 tahun dan berproduksi maksimal sampai usia 25 tahun tetapi pohon pala mampu konsisten produksi hingga 60-70 tahun.
Dalam setahun dapat dilakukan dua kali pemetikan.
Buah pala dapat dipanen sekitar 6-7 bulan sejak berbunga.
Tanda-tanda buah pala yang telah masak adalah sebagian buah mulai merekah dan tampa biji yang diselaputi fuli.
Kepulauan Banda jadi asal mula rempah pala.
Orang Portugis jadi orang Eropa pertama yang tiba di kepulauan itu.
Mereka mengincar rempah-rempah seperti pala dan cengkeh, lalu menjualnya setelah mereka menaklukan Malaka pada 1511.
Dalam sejarah, bunga pala lebih umum digunakan sebagai bahan masakan.
Bunga pala biasanya punya harga lebih murah daripada pala karena dianggap lebih tajam rasanya.
Maka dari itu lebih mudah dijual dalam jumlah sedikit.
Pada abad ke-16 dan 17, orang-orang Perancis akan membawa parutan pala ke pesta makan malam dan memarut biji pala untuk makanan yang akan mereka nikmati.
Namun selera orang-orang Perancis terhadap pala dalam abad-abad berikutnya akan menurun dan sekarang dalam kuliner Perancis, pala biasa digunakan hanya untuk saus dasar putih seperti bechamel.
(*)