"Jadi ini udah kayak alarm sih kalau aku pikir, alarm buat sineas Indonesia, penulis skenario Indonesia, dan PH-PH di Indonesia yang mengerjakan sinetron stripping," ujarnya.
Nafa juga berharap para penulis skenario bisa lebih kreatif lagi dan mengangkat cerita kehidupan yang sesuai realita.
Pasalnya selama ini Nafa merasakan jalan cerita yang dibuat terkesan masih kurang matang karena tuntutan waktu.
"Karena mereka gini loh kadang-kadang, mereka itu suka dikejar-kejar sama waktu karena stripping. Sudah stripping bikin ceritanya ribetnya bukan main, nanti ada adegan tabrakkanlah, yang ditabrak truklah, apa segala macam," kata Nafa.
Akibatnya, kualitas yang dihasilkan pun menjadi ala kadarnya.
"Itu kan enggak bisa cuma diambil sembarangan aja. Karena industri dan karena stripping, dikejar waktu, dikejar anggaran produksi, akhirnya jadinya jeleknya luar biasa," ujar dia.
Tak bisa dipungkiri, gara-gara hal itu pula, masyarakat memilih untuk mencari tontonan lain di layanan streaming yang berisi konten luar negeri.
(*)