Find Us On Social Media :

Bagimana Hukum Ibu Hamil dan Ibu Menyusui yang Tinggalkan Puasa? Simak Penjelasan dari Segi Medis dan Agama

By Devi Agustiana, Jumat, 24 April 2020 | 12:53 WIB

Ilustrasi. Ada pembahasan tersendiri mengenai wanita hamil yang ingin berpuasa. Bagaimana hukumnya?

اَلشَّافِعِيَّةُ قَالُوا اَلْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ إِذَا خَافَتَا بِالصَّوْمِ ضَرَرًا لَا يُحْتَمَلُ سَوَاءٌ كَانَ الْخَوْفُ عَلَى أَنْفُسِهِمَا وَوَلِدَيْهِمَا مَعًا أَوْ عَلَى أَنْفُسِهِمَا فَقَطْ أَوْ عَلَى وَلَدَيْهِمَا فَقَطْ وَجَبَ عَلَيْهِمَا الْفِطْرُ وَعَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ فِي الْأَحْوَالِ الثَّلَاثَةِ وَعَلَيْهِمَا أَيْضًا اَلْفِدَيَةُ مَعَ الْقَضَاءِ فِي الْحَالَةِ الْأَخِيرَةِ وَهِيَ مَا إِذَا كَانَ الْخَوْفُ عَلَى وَلَدِهِمَا فَقَطْ

“Madzhab syafii berpendapat, bahwa perempuan hamil dan menyusui ketika dengan puasa khawatir akan adanya bahaya yang tidak diragukan lagi, baik bahaya itu membahayakan dirinya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja.

Maka dalam ketiga kondisi ini mereka wajib meninggalkan puasa dan wajib meng-qadla`nya. Namun dalam kondisi ketiga yaitu ketika puasa itu dikhawatirkan membayahakan anaknya saja maka mereka juga diwajibkan membayar fidyah”. (Abdurrahman al-Juzairi, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-2, h. 521).

Baca Juga: Lebih Banyak Makan untuk Jaga Stamina di Tengah Pandemi Virus Corona, Lesti Kejora: Nggak Apa-apa Gendut

Untuk pembayaran fidyah, yang harus dibayarkan adalah satu mud (berupa makanan pokok seperti beras) untuk setiap hari yang ditinggalkan yang diberikan kepada orang miskin atau orang faqir.

Satu mud kurang lebih 675 gram beras, dan dibulatkan menjadi 7 ons.

Berdasarkan penjelasan Cholil Nafis dari MUI, da 4 orang yang wajib bayar fidyah jika meninggalkan Puasa Ramadhan, berikut diantaranya:

  1. Orang hamil dan orang yang menyusui tidak puasa, karena khawatir anak yang dikandung dan yang disusui berbahaya jika ibunya berpuasa.
  2. Orang tua yang tak mampu karena sudah berusia lanjut.
  3. Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh.
  4. Orang yang punya hutang puasa Ramadhan dan tidak menggantinya sampai bulan Ramadhan berikutnya.

(*)