Find Us On Social Media :

Simak Penjelasan Sosiolog UI yang Beberkan Alasan Jokowi Bedakan Istilah Mudik dan Pulang Kampung

By Arif Budhi Suryanto, Jumat, 24 April 2020 | 15:34 WIB

Ini maksud Jokowi bedakan pulang kampung dan mudik menurut Sosiolog Imam Prasodjo

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Baru-baru ini publik dibingungkan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kegiatan mudik dan pulang kampung itu berbeda.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Jokowi saat menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa yang tayang di Trans 7 pada Rabu (22/04/2020).

Saat itu, Najwa Shihab menyebut ada sekitar 900 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia telah melakukan mudik.

Baca Juga: Kesal dan Merasa Dilecehkan Usai 2 Kali Ajakan Kencannya Ditolak, Seorang Pegawai Keripik Usus di Surabaya Gorok Leher Wanita yang Dikenalnya Lewat Aplikasi Chatting

Menanggapi pernyataan itu, Jokowi menyebut mereka bukan pemudik.

Bagi Jokowi mereka adalah perantau yang pulang kampung.

"Kalau itu namanya bukan mudik, itu pulang kampung,"

Baca Juga: Nestapa Warga Miskin Asal Jember: Tak Pernah Tersentuh Bantuan hingga Harus Sarapan Biji Kluwih dan Jual Perabotan Hanya untuk Menyambung Hidup

"Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, mereka pulang, karena anak istrinya di kampung," ungkap Jokowi.

Najwa Shihab pun mempertanyakan maksud dari Jokowi yang menyebut kegiatan mudik dan pulang kampung ini berbeda.

"Apa bedanya Bapak, pulang kampung dengan mudik?" tanyanya.

Baca Juga: Jangan Langsung Tidur, Ini 4 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan Jika Olahraga Setelah Sahur!

Jokowi pun menjelaskan kalau mudik adalah kegiatan yang dilakukan orang hanya pada Hari Raya Idul Fitri saja.

"Kalau mudik itu di hari lebarannya, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri," jelas Jokowi.

Menurut Sosiolog

Baca Juga: Secara Berturut-turut Bunuh Kedua Anak Kandungnya, Seorang Ibu di Lampung Langsung Dibawa ke RSJ Kurungan Nyawa

Pernyataan Jokowi yang membedakan kegiatan pulang kampung dan mudik ini turut menyita perhatian dari Imam Prasodjo.

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) ini menyebut jika alasan Jokowi membedakan pulang kampung dan mudik ini untuk membedakan konsep keduanya.

"Konsep pulang kampung, sebab bukan karena lebaran atau itu return migration biasa."

Baca Juga: Sesak Napas hingga Tak Bisa Tidur Selama 2 Hari Usai Temani Tamu Luar Kota, Pemandu Lagu di Banjarnegara Akhirnya Tewas Kejang-kejang, Bos dan Rekannya Langsung Jadi ODP

"Tetapi, jika sebab ingin kumpul-kumpul di Hari Raya Idul Fitri dengan keluarga itu return migration sebab lebaran dan disebut mudik," ujar Imam seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Imam ingin menggaris bawahi kemungkinan lain, yakni perbedaan kesempatan keduanya.

Menurut Imam, Jokowi ingin menyebut istilah mudik untuk masyarakat yang punya kesempatan untuk tidak pulang namun tetap ingin pergi menemui keluarganya di kampung

Baca Juga: Bacok Satu Keluarga di Purwakarta hingga Jari Tangan Korban Putus, Pelaku Akhirnya Diamankan!

Sedangkan, istilah pulang kampung untuk masyarakat yang sudah tidak memiliki pekerjaan di kota dan tidak bisa lagi menanggung biaya hidupnya sehingga memilih untuk pulang ke kampung.

"Mereka ingin kembali ke kampung karena ketika di desa mungkin bisa hidup menumpang mertua atau orang tua. Sehingga memang pulang ke kampung," kata Imam.

Meski demikian, Imam menekankan bahwa baik mereka yang punya pilihan mudik atau tidak tetap dianjurkan untuk tidak pulang ke kampung halamannya karena berisiko menularkan virus Covid-19.

Baca Juga: Dikepung dan Dijadikan Samsak Oleh Warga Usai Rampas HP Milik ABG, Dua Copet Berbadan Besar Nangis Minta Ampun

"Ya sama dampaknya kalau soal Covid-19. Tetapi punya konsekuensi yang berbeda," lanjutnya.

Imam juga mengkhawatirkan ada potensi gesekan antara masyarakat dengan aparat keamanan saat perbedaan istilah ini diterapkan di lapangan.

Utamanya, saat masyarakat yang ingin mudik diperiksa di check point dan diminta untuk kembali ke Ibu Kota, kemudian mengungkapkan sejumlah argumen.

Baca Juga: Acara Tahlilan di Tulungagung Sebabkan Klaster Baru Penyebaran Virus Covid-19, 12 Orang Sudah Dinyatakan Positif!

(*)