Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Para tenaga medis di RSPAD Gatot Soebroto tak kuasa menahan rindu dan haru.
Tangis mereka pecah saat menyaksikan para sanak keluarga mereka yang telah berbulan-bulan menunggu di rumah.
Ya, sejak pandemi covid-19 mewabah di Indonesia, para tenaga medis diketahui tak bisa lagi pulang ke rumah.
Mereka tak mau mengambil risiko yang cukup membahayakan keluarga dengan pulang ke rumah.
Selain itu, para tenaga medis juga harus siaga terhadap pekerjaannya dan menjadi pahlawan kemanusiaan di saat-saat seperti ini.
Momen mengharukan ini terlihat saat para perawat di RSPAD melakukan video conference dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa.
Mulanya para tenaga medis tak tahu bahwa mereka akan disambungkan dengan keluarga di rumah.
Para petugas medis awalnya hanya mengira akan berbicara dengan Andika melalui video conference tersebut.
Namun, tiba-tiba Andika pun mengaku apabila dirinya memiliki kejutan untuk mereka yang telah bekerja tanpa lelah menangani pasien covid-19.
Baca Juga: Berniat Nyanyi Lewat Online untuk Hibur Tenaga Medis, Raisa Adriana Akhirnya Bercucuran Air Mata
"Jadi kita punya surprise ini," kata Andika Perkasa kepada para tenaga medis.
Dalam video di kanal Youtube TNI AD pada Jumat (24/4/2020), terlihat seorang suster bernama Rahmayanti tak kuasa menahan air matanya saat melihat keempat buah hatinya.
"Bunda cepat pulang ya, sebentar lagi puasa, bunda di rumah ya,” ujar anak tertua Rahmayanti sambil terisak.
"Bunda yang sehat ya," tambahnya.
Suasana haru semakin pecah ketika anak laki-laki dari suster Heni Hemdayani yang masih berumur 5 tahun menangis kencang lantaran telah lama tidak bertemu sang ibu.
"Mama cepat pulang, aku kangen," sahut anak perempuannya.
Ya, sudah lebih dari 2 bulan Rahma diketahui tak tak bertemu dengan keluarga dan anak-anaknya.
Sebab para petugas medis tersebut tengah menjadi garda terdepan dalam menangani pasien covid-19.
Sejak pandemi muncul di Tanah Air, RSPAD diketahui telah menjadi salah satu rumah sakit yang pertama kali dijadikan sebagai RS rujukan.
(*)