Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Sejak pandemi corona semakin menyebar luas di Indonesia, banyak masyarakat yang menganggap pemerintah lamban dalam menangani covid-19.
Menanggapi persepsi miring dari masyarakat dan publik, akhirnya presiden Joko Widodo buka suara.
Presiden Joko Widodo menduga masyarakat menilai pemerintah lamban karena sejak awal tidak mengambil keputusan ekstrem.
Hal ini diakui pemerintah lantaran hendak menenangkan publik dan tak ingin sembarangan dalam mengambil keputusan.
Joko Widodo mengakui apabila virus covid-19 ini sangat berbahaya, namun wabah ini sebenarnya bisa dicegah dan dihindari.
"Tadikan di awal sudah saya sampaikan bahwa ini virus berbahaya sangat berbahaya tetapi bisa dicegah dan bisa dihindari," ungkap Presiden Jokowi dikutip Grid.ID dari kanal Youtube Narasi Jumat (24/4/2020).
Karena memahami virus covid ini berbahaya, akhirnya Presiden Jokowi pun memutuskan untuk tidak sembarangan dalam mengambil keputusan.
Namun sayang keputusan yang diambil pemerintah justru dinilai publik sebaliknya.
"Kita tidak ingin membuat kebijakan itu dengan cara grusa-grusu, yang ini dinilai oleh publik itu lamban mungkin di situ," ungkapnya.
Keputusan Jokowi untuk membuat publik tenang nyatanya ytak juga diindahkan oleh masyarakat.
"Membuat publik tenang itu tidak dilihat sebagai sebuah keputusan. Itu sudah keputusan," ungkapnya.
"Membuat publik agar tidak panik itu keputusan, tapi itu tidak dilihat sebagai keputusan," sambungnya.
Menurut Presiden Jokowi, sejak awal pemerintah telah mengambil keputusan yang cukup terukur.
Pemerintah juga telah menyiapkan sumber dana yang cukup untuk melakukan uji eksperimen untuk mengidentifikasi keberadaan virus corona.
"Agak berbedanya di situ, kemudian awal-awal juga Lab yang ada di kementerian kesehatan diragukan 'Gak bisa buat ngetesp PCR'. Ada yang menyampaikan ahli-ahli bahwa itu tidak layak untuk melakukan uji PCR," ungkapnya.
Namun, faktanya presiden menyampaikan bahwa Indonesia mampu menguji eksperimen menggunakan metode PCR tersebut.
"Ya jangan seperti itu lah, sampai sekarang pun nggak ada masalah dan juga perlu saya sampaikan persiapan untuk PCR ini," ungkapnya.
"Karena apa sekali lagi ini yang namanya APD, PCR, Rapid test, masker semuanya menjadi rebutan 213 negara," pungkasnya.
(*)