Grid.ID - Layanan video streaming HOOQ mengumumkan akan menutup layanannya pada 30 April 2020.
Berkurangnya layanan video streaming ini mungkin menjadi kabar kurang mengenakkan terutama di tengah pandemi Covid-19.
Padahal layanan video streaming bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk menghilangkan kebosanan kala berdiam di rumah saja.
HOOQ ditutup karena bisnis mereka dinilai tak dapat bertumbuh untuk menutupi biaya operasional.
"Pemegang saham sudah memutuskan untuk likuidasi. Misalnya SingTel yang memutuskan fokus ke core business. Jadi setelah 30 April kita setop operasi," ungkap Guntur S Siboro, Country Head HOOQ Indonesia seperti dikutip dari Tribunnews.
Padahal, menurut dia, HOOQ Indonesia menunjukkan performa paling bagus dibandingkan negara lainnya.
Namun, secara keseluruhan, HOOQ tidak dapat bertumbuh secara memadai dan meraih profit berkelanjutan untuk menutupi biaya yang terus naik.
Apalagi, dengan adanya pandemi Covid-19, menjadikan layanan ini makin terpuruk ditambah dengan nilai tukar dollar AS yang membuat biaya operasional makin tinggi, sementara menaikkan harga membuatnya makin tidak bisa bersaing dengan kompetitor.
HOOQ adalah layanan streaming video on demand (VoD) asal Singapura yang merupakan perusahaan patungan Sony Pictures, Warner Bros, dan Singtel.
Layanan yang hadir pertama kali pada Januari 2015 ini hadir di beberapa negara Asia seperti Filipina, Thailand, India, Indonesia, dan Singapura.
Di Asia, HOOQ menjadi salah satu pemain video streaming yang berkompetisi dengan raksasa streaming global asal Amerika Serikat (AS), Netflix.
Namun, HOOQ tidak bisa bersaing dengan penyedia layanan serupa.
Di Indonesia, layanan HOOQ bisa dinikmati melalui aplikasi Android dan iOS.
HOOQ juga pernah menjalin kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam layanan yang di-bundle dengan Indihome.
(*)