Intisari-Online.com - Operasi CIA di Indonesia dengan cara mendukung aksi pemberontakan PRRI/Permesta (1958) gagal dan salah satu anggota CIA, Allan Pope malah berhasil ditangkap pasukan TNI.
Namun demikian keinginan AS dan CIA untuk menggulingkan Presiden Soekarno yang telah diyakini telah berkiblat ke ideologi komunis melalui operasi rahasia ternyata masih terus berlanjut.
Tidak hanya operasi rahasia untuk menggulingkan Presiden Soekarno, CIA juga mendalangi upaya pembunuhan terhadap Presiden dengan cara merekrut kelompok tertentu dan salah satunya penerbang tempur AURI, Letnan Udara II Daniel Maukar.
Pada 9 Maret 1960, dengan menggunakan jet tempur MiG-17, Maukar sempat menyerang Istana Merdeka di Jakarta dan Istana Bogor serta menyerang kilang minyak di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Tapi meskipun Istana Merdeka sempat diberondong tembakan, Presiden Soekarno luput dari serangan karena sedang tidak berada di tempat.
Upaya pembunuhan Presiden Soekarno terus berlanjut, sebulan kemudian (April 1960) ketika Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Kruschev berkunjung ke Indonesia ternyata terjadi upaya percobaan pembunuhan.
Hadirnya tokoh komunis Soviet nomor satu yang didampingi Presiden Soekarno dalam kunjungan di wilayah Jawa Barat itu ternyata dihadang kelompok bersenjata yang telah bersiap melakukan penyergapan di Jembatan Rajamandala.
Keberanian para penyergap yang kemudian diidentifikasikan sebagai anggota DI/TII itu jelas tidak akan muncul jika tidak didukung oleh para agen CIA mengingat salah satunya (Kruschev) merupakan tokoh dunia.