Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Ramadhan 2020 memiliki suasana berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan pandemi corona masih terus berlanjut hingga Ramadhan 2020.
Lalu, bagaimana dengan nasib para tenaga medis yang mengurus pasien corona sekaligus menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2020?
Sebuah pertanyaan yang cukup sulit bagi para dokter dan perawat yang berada di garda depan melawan virus corona.
Apalagi jika ditambah dengan keadaan lingkungan yang tidak mendukung.
Seperti yang dialami oleh dokter bedah paru berusia 32 tahun asal Brooklyn ini.
Hozain merupakan dokter muslim yang harus mengatasi lusinan pasien corona di Amerika, bahkan selama ia bepuasa di bulan Ramadhan, dilansir dari Aljazzeera.
Sejak usia 10 tahun, Hozain sudah mulai berpuasa di lingkungan non-muslim yang cukup membuatnya merasa berat.
Dan di tengah-tengah memerangi pandemi, Hozain bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada tahun ini.
"Tujuannya adalah untuk melewatinya seperti yang selalu saya lakukan," katanya.
Bisa dikatakan Ramadhan kali ini, Hozain dan tenaga medis muslim lainnya mendapat tekanan yang jauh lebih besar saat ini.
Bisa saja dokter 32 tahun itu menunda puasanya dan mengganti di hari-hari lain.
Namun, Hozein memilih untuk tidak meninggalkan kewajiban agamanya sekaligus kewajibannya sebagai seorang dokter.
"Kamu yang mengetahui dirimu sendiri," katanya.
"Dan kamu tahu seberapa keras kamu bekerja, dan kamu tahu seberapa tajam dirimu dan apa keputusan klinis yang harus kamu ambil," pungkasnya.
(*)