Grid.ID - Banyak perempuan malang yang harus menjadi korban 'perdagangan perempuan'.
Rupanya para perempuan dewasa dan anak-anak Korea Utara tak terlepas dari 'mimpi buruk' itu.
Bahkan, mereka harus menanggung pilu di tempat yang bukan merupakan tanah kelahirannya.
Ribuan perempuan dewasa dan anak-anak Korea Utara diperdagangkan dalam perbudakan seks di China, yang termuda tercatat berusia 9 tahun.
Perbudakan itu terjadi ketika mereka berusaha melarikan diri dari kemiskinan dan penindasan di tanah air mereka.
Reuters pada Senin (20/5/2019) mengutip laporan lembaga nirlaba Korea Future Initiative menyebutkan, eksploitasi seksual warga Korea Utara itu setidaknya menghasilkan laba tahunan 105 juta dollar AS atau Rp 1,5 triliun di China.
Para korban dibayar dengan 30 yuan (Rp 60.000), dijual sebagai istri senilai 1.000 yuan (Rp 2juta), dan diperdagangkan ke sarang cybersex untuk dieksploitasi oleh pelanggan dari seluruh dunia secara online.
"Banyak yang dijual lebih dari satu kali dan dipaksa menjadi menjadi budak seks dalam setahun setelah meninggalkan tanah air mereka," ujar penulis laporan itu, Yoon Hee-soon.