Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini
Grid.ID - Siapa yang tak kenal dengan Najwa Shihab?
Ya, seorang jurnalis yang cerdas dan kritis, citra tersebut memang sangat melekat pada diri Najwa Shihab.
Di tengah pandemi virus corona saat ini, Najwa Shihab menuliskan surat terbuka untuk anggota DPR RI.
Baca Juga: Ganteng Sejak Lahir, Intip Manisnya Al, El, dan Dul Kecil Saat Berfoto Bersama Quraish Shihab
Lewat surat tersebut Najwa Shihab mempertanyakan prioritas anggota DPR dalam melawan pandemi Covid-19 saat ini.
Hal itu diungkapkan Najwa Shihab melalui sebuah video di akun Instagram pribadinya @najwashihab, Jumat (1/5/2020).
Dalam video tersebut, Najwa nampak mempertanyakan kinerja para anggota DPR saat pemerintah fokus pada penanganan virus corona.
Tak hanya anggota DPR saja, Najwa juga mempertanyakan kinerja putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, sebagai Ketua DPR RI.
"Kepada tuan dan puan para anggota DPR yang terhormat, apa kabar hari ini ? sepertinya tak sebaik biasanya? Sama, di sini pun begitu, kita semua memang sedang diuji," ujar Najwa Shihab.
Najwa juga nampak menyindir mengenai work from home (WFH) yang sedang dilakukan anggota DPR di masa pandemi corona ini.
"Hidup memang tak selalu baik kan? seperti kami kami ini tuan dan puan juga mungkin lebih banyak bekerja di rumah. Kalau lihat siaran sidang atau rapat terbuka di gedung DPR sekarang sih kelihatannya banyak kursi yang kosong, eh tapi biasanya juga kosong kan ya?" sindir Najwa Shihab.
Lebih lanjut, Najwa Shihab pun nampak membandingkan kinerja anggota DPR RI dengan parlemen negara lain.
"Tuan dan puan anggota DPR yang terhormat, saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain fokus melawan corona. Tapi rasa-rasanya isu-isu yang keluar di Senayan belakangan kok kebanyakan tidak terkait Corona ya?" sambungnya.
Menurutnya, di tengah pandemi corona saat ini para anggota DPR justru membahas masalah yang tidak terkait dengan covid-19.
Para anggota DPR malah memabahas UU cipta kerja yang menguntungkan investor ketimbang pekerja.
"Kami malah membaca DPR bersemangat membahas isu-isu lain, contohnya rancangan undang-undang Cipta Kerja yang banyak ditolak karena dinilai mementingkan kepentingan investor di atas kebutuhan pekerja," jelasnya.
Najwa Shihab mengatakan bahwa Presiden Jokowi pekan lalu sempat menyatakan, pemerintah dan DPR menunda pembahasan salah satu klaster di rancangan undang-undang itu.
"Ini untuk memberi kesempatan menjalani substansi dan mendapat masukan dari banyak pihak. Berpegang pada alasan itu, maka sudah seharusnya klaster lain dalam RUU Cipta Kerja pun perlu ditinjau ulang," ungkap Najwa Shihab.
"Tidak cukup hanya menunda pembahasan 1 klaster saja," imbuhnya.
Najwa Shihab juga kembali menyinggung pembahasan soal pembebasan napi koruptor oleh Menkumham, Yasonna Laoly.
"Ada juga RUU lain yang masih nekat mau dibahas, ada RUU KUHP yang tahun lalu diserbu unjuk rasa, lalu RUU Pemasyarakatan. Ada koruptor yang sudah ngebet pengen bebaskah? Apa kabar Pak Yasonna?" sambungnya.
Najwa juga menegaskan, membahas undang-undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak di tengah pandemi saat ini terlalu mengundang curiga.
Sebab, banyak orang rela menunda momen penting mereka karena adanya wabah virus corona ini.
"Gara-gara pandemi, yang pada jatuh cinta saja berani menunda nikah lho. Ini kok DPR buru-buru banget kayak lagi kejar setoran," sindirnya.
Najwa sepakat, tidak ada undang-undang yang tidak penting, semuanya penting.
Baca Juga: Reaksi Najwa Shihab Saat Tahu Syahrini Ogah Nyemplung Jadi Politisi: Alhamdulillah Sadar..
"Justru karena undang-undang itu penting, aneh jika pembahasannya diseriusi di waktu seperti sekarang. Saat di mana perhatian dan konsentrasi kita sedang terkuras bertahan hidup di tengah wabah," ungkapnya.
Apalagi, lanjut Najwa, produk hukumnya pun berpotensi cacat bila tidak memenuhi ketentuan.
Dan rasanya belum ada aturan pembahasan RUU secara virtual.
"Jika ngotot menuntaskan omnibus law, atau RUU KUHP atau RUU Pemasyarakatan, jangan salahkan Jika ada yang menilai DPR tidak menjadikan perang melawan corona sebagai prioritas," kata Najwa Shihab.
Sebab, ia percaya bahwa setiap tindakan dan keputusan di masa krisis mencerminkan skala prioritas.
Najwa Shihab kemudian menyoal soal Satgas Covid-19 DPR yang dikabarkan mengimpor jamu ilegal dari Tiongkok secara besar-besaran untuk pasien positif virus corona.
Namun kemudian dikabarkan juga jamunya mengandung bahan berbahaya dan belum terbukti klinis.
Najwa Shihab juga mengingatkan bahwa tindak tanduk DPR, salah benarnya akan selalu dilihat.
"Makanya sempat ramai juga warganet mengkritik Satgas Covid-19 DPR yang berfoto menggunakan APD saat hendak berkunjung ke rumah sakit darurat Wisma Atlet menyerahkan tanggungan DPR," ungkapnya lagi.
Menurut Najwa Shihab, hal itu dinilai melukai hati masyarakat.
Sebab para tenaga medis sedang benar-benar bertaruh nyawa karena kekurangan APD.
"Tidak ada yang meragukan jumlah sumbangan DPR Kami yakin pasti banyak namanya juga DPR beli ribuan rapid test saja mampu ngeborong. Jamu apa lagi. Tapi ini suara hati, kecuali ya kalau yang dipakai anggota DPR itu APD yang lain, alat pelindung dewan. Salam hormat dari kami yang kalian wakili," pungkasnya.
(*)