"Karena walaupun mereka telah berupaya untuk tetap menjalankan protokol lawan Corona saat bekerja," ungkapnya.
"Tapi tetap saja mereka kehilangan pelanggan dalam jumlah yang besar," sambungnya.
Menurut AHY hal itu dikarenakan, keterampilan pangkas rambut tak bisa dipekerjakan dengan cara online.
Pada akhirnya banyak tukang cukur yang kini menganggur dan kehilangan pekerjaan.
"Sedangkan pekerjaan dan keterampilan pangkas rambut ini tidak mungkin kemudian di-online-kan," ungkapnya.
Tak hanya tukang cukur, AHY menyampaikan banyak pekerjalainnya yang juga terdampak oleh adanya covid-19 ini.
"Selain pemangkas rambut, masih banyak lagi jenis pekerjaan informal lainnya yang sangat terdampak oleh Covid-19. Bagaimana nasib mereka?" pungkasnya.
(*)