"Karya anak-anak kami, Maa syaa Allah (emoji). Membiarkan mereka berkreasi di dinding dan memang sengaja ga dihapus atau di cat lagi. Karena kalau di cat nanti kan mereka berkarya lagi di dinding itu," tulis Teuku Wisnu.
Lebih lanjut, Wisnu juga mengatakan sudah menyiapkan kertas-kertas untuk dicoret-coret anak-anaknya.
Akan tetapi, anak-anaknya itu masih saja mencoret dinding dengan menggunakan pensil berwarna.
Ia mengatakan bahwa memperbolehkan anak-anaknya untuk mencoret dinding hanya di lantai 2 rumahnya.
"Kalau ada yg nanya, kok ga disiapain kertas yg banyak untuk mereka bisa corat coret disitu??
Jawabannya sudah banget, banyak kertas yg udah dicoret (emoji), nah mungkin krn kreatifitas mereka Maa syaa Allah.
Jadinya dinding juga dicoret. Tapi memang kami memberikan izin utk corat coret dinding itu hanya di lantai 2," sambungnya.
"Pelan-pelan dengan bahasa mereka kita sampaikan, mereka dengar pada hari itu, dan besoknya tiba-tiba mau nyoret lantai 1, kita ingatkan lagi, akhirnya nggak di coret lantai 1 nya, eh besok mau di coret lagi, kita ingatkan lagi hehe," ungkap Wisnu.
Teuku Wisnu mengaku, dirinya harus bersabar terlebih dahulu terhadap perilaku anak-anaknya itu.
"Jadi kalau kami, biarkan anak berkarya dulu sampe umur mereka paham dan nggak coret dinding lagi dan kitanya sabar dulu untuk melihat rumah kita kurang rapi karna banyak karna anak-anak (emoji).
Btw anda merasakan hal yg sama juga nggak di rumah?" pungkasnya.
(*)