“Hidup tidak perlu memaksakan hanya karena ingin dapat pengakuan. Hidup ini simple saja, apa adanya.
Ketika dulu aku miskin tidak punya apa-apa, bapak cuma penjahit kampung yang penghasilannya tidak seberapa, cukup buat makan sehari itupun kalo ada yang jahitin baju, kalo tidak terpaksa aku dan emak ngutang di toko beras.
Biasa hidup prihatin, makan juga metik daun kelor di kebon orang, dengan tempe kukus sepotong, terkadang makan telor dadar yang cuma 2 butir digoreng lebar sekali dibagi 7 orang, aku, ibu, bapak dan adik-adik.
Baca Juga: Tampil di Perusahaan Tambang Emas, Inul Daratista Minta Honor Setengah Miliar
Aku tidak malu tapi tidak bisa menerima keadaan ini sampe aku gede, aku harus merubah nasib!
Bahagialah kamu yang hidup dari orok sudah jadi anak orang kaya, semua tercukupi, beda dengan orang tidak punya, cuma bisa membayangkan saja.
Emak jadi tukang cuci, jualan kacang tanganku sampai luka karena tiap hari ngupasin kacang yang sudah dituangin air panas, jualan nasi bungkus, jualan rokok pinggir jalan raya setelah pulang sekolah. Semua aku jalani,” curhatnya.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Inul Daratista Kebingungan Bayar Gaji dan THR Karyawannya!
Meski kini telah bergelimang harta, Inul Daratista nyatanya tak mau terlena akan kemewahan duniawi.
Istri Adam Suseno ini mengaku tetap berusaha hidup apa adanya.