Bak penderitaan tiada akhir, semua pekerjaan juga telah Inul coba lakukan, seperti ia yang harus berjualan kacang, nasi uduk, hingga rokok pinggir jalan.
Berada dalam kondisi tersebut, membuat Inul menolak untuk tetap berada dalam ketidakberuntungan nasib.
Setelah sekarang meraih hampir segalanya, Inul tak mau berfoya-foya, serakah, dan selalu memilah benda yang diperlukannya.
“Semua yang aku punya harus ada kegunaanya, bukan buat pamer-pamer.”
“Aku tidak pintar bergaul, hidupku hanya kerja, hasilnya aku nikmati buat bocahku yang cuma satu-satunya,” ujar Inul.
Belajar dari kisah hidupnya, dari kerja kerasnya kini dirinya memfokuskan diri pada kehidupan keluarganya sebagai rasa syukur.
“Tapi ketika aku punya, hal pertama yang ingin kulakukan membuat makmur emak bapakku, keluargaku, kerabatku,” tutur Inul.