Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 mengatakan Covid-19 sudah mulai bisa dikendalikan.
Kuncinya adalah kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan pembatasan dan protokol kesehatan.
"Kita bersama-sama harus bisa menjalankan ini, kalau kita menginginkan pada bulan Juni pada bulan Juli kasus ini bisa kita dikendalikan. Kasus ini sudah mulai bisa kita kendalikan dan kehidupan kita sudah mulai menjadi lebih baik lagi."
"Pembatasan-pembatasan sudah mulai dikurangi. Komitmennya ada di kita," kata Yuri dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Baca Juga: Sedang Patroli PSBB, Polisi Temukan 1,95 Gram Sabu saat Penangkapan Kakak Siti Badriah
Yurianto mengatakan kunci keberhasilan mengendalikan COVID-19 adalah komitmen seluruh elemen bangsa untuk disiplin dan patuh pada kebijakan penanganan yang dilakukan pemerintah.
Dalam hal ini, pengendalian Covid-19 tidak akan bisa dilakukan bila yang berkomitmen hanya sebagian atau sekelompok orang saja.
Lebih lanjut, meski sejumlah ahli memprediksi pandemi virus corona Covid-19 bisa berlangsung lama, seiring dengan belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus corona.
Tentu tidak bisa selamanya masyarakat hidup dalam masa karantina seperti ini.
Ada ketentuan dimana sebuah negara dapat membuka physical distancing atau karantina tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan 6 panduan sebuah negara bisa membuka masa lockdown.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui Twitter-nya menyebutkan, setiap pemerintah yang ingin mulai mencabut batasan, harus terlebih dahulu memenuhi enam syarat:
· Penularan penyakit terkendali
· Sistem kesehatan dapat "mendeteksi, menguji, mengisolasi dan menangani setiap kasus dan melacak setiap kontak"
· Risiko hot spot diminimalkan di tempat-tempat rentan, seperti panti jompo
· Sekolah, tempat kerja dan tempat-tempat penting lainnya telah menetapkan langkah-langkah pencegahan
· Risiko mengimpor kasus baru "dapat dikelola"
· Masyarakat sepenuhnya dididik, dilibatkan dan diberdayakan untuk hidup di bawah normal baru
Meskipun nantinya waktu karantina bisa diakhiri, namun sampai vaksin atau obat virus corona Covid-19 belum ditemukan, maka pola pencegahan seperti yang dilakukan saat ini harus terus dilakukan.
New normal life
Sejumlah ahli menyebut, kondisi itu dengan new normal life.
"Pandemi akan berlangsung lama, harus mulai membiasakan dengan new normal life, pola hidup normal yang baru," kata Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman.
Pola hidup baru itu adalah membiasakan pakai masker, personal hygiene dengan mencuci tangan dengan sabun, dan tetap menjaga jarak terutama di tempat dan transportasi umum.
Hal itu tidak hanya untuk melindungi diri sendiri namun juga keluarga dan orang lain.
"Tidak bisa kita terus berada di rumah, akan ada fase semua harus kembali berjalan sedikit normal, namun upaya pencegahan, pembatasan fisik harus dilakukan," kata Dicky.
Beberapa hal yang bisa dilakukan saat new normal life di antaranya restoran dan rumah makan menghindari makan di tempat, yaitu bisa dengan take away.
Kondisi itu menurut Dicky, bisa membuat roda ekonomi berjalan tanpa menutup usaha.
Sementara apabila restoran dengan tempat besar bisa diatur posisi duduknya dengan jarak antara satu hingga dua meter.
"Pola pencegahan harus mulai dibiasakan dan dipahami masyarakat. Tanpa itu penyakit ini akan terus menyebar untuk jangka waktu yang lama, sampai ditemukan obat atau vaksin," jelas Dicky.
Sedangkan untuk pihak pemerintah, Dicky mengatakan, tetap wajib mengutamakan strategi utama pandemi yaitu testing, tracing, dan isolasi.
Serta penguatan kapasitas layanan kesehatan seperti jumlah sarana prasarana, SDM, APD dan lainnya.
(*)