Find Us On Social Media :

2 Warga Kulon Progo yang Baru Mudik dari Perantauan Jalani Isolasi di Warung Kosong Pinggir Pantai Per Rabu 6 Mei

By Arif Budhi Suryanto, Jumat, 8 Mei 2020 | 17:05 WIB

Warung-warung kosong di Pantai Wisata Glagah jadi tempat karantina bagi pemudik maupun mereka yang pulang ke kampung halaman di Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Sudah ada dua orang warga Kulon Progo yang ditempatkan di warung-warung kosong di Pantai Wisata Glagah.

Mereka adalah seorang warga Pedukuhan Sangkretan berusia 23 tahun yang mengaku nekat mudik karena kena PHK dari tempatnya kerja di Jakarta.

Kemudian seorang lagi adalah pelajar SMK Kelautan Temon yang baru menjalani praktik lapangan dengan bekerja di kapal.

Baca Juga: Sempat Jenguk Warga yang Meninggal dengan Status Positif Covid-19, Satu RT di Malang Langsung Jalani Rapid Test dan Isolasi Mandiri!

Warung-warung berdinding papan dan beratapkan seng ini memang dipilih Satgas Covid-19 Glagah sebagai tempat karantina bagi para pemudik ataupun pendatang di sana.

Lurah Glagah Agus Parmono mengatakan, warung-warung kosong itu mulai dihuni pada Rabu (06/05/2020) siang.

"Kedua orang pulang kampung ini masuk sejak kemarin Rabu siang setibanya di Glagah," terangnya seperti yang dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Makin Rindu Suasana Riuh di Luar Rumah Setelah 2 Bulan Jalankan Isolasi, Donita: Lihat Foto Jalan di Mal Aja Udah Happy Banget Aku Tuh..

Kooperatif

Kedua pemudik asal Kulon Progo ini pun dikatakan Agus sangat kooperatif.

Misalnya saja pekerja yang kena PHK ini, jauh-jauh hari dia sudah menjalin komunikasi dengan keluarganya di Glagah dan mengatakan tidak keberatan untuk menjalani karantina di warung kosong tersebut.

Baca Juga: Bukannya Isolasi Diri Usai Hadiri Ijtima Ulama Dunia Gowa, Pasien Positif Covid-19 Ini Justru Salat Tarawih di Masjid, Jamaah Lain Pun Tak Ada yang Tahu Statusnya

"Kalau yang kena PHK itu sudah sejak di sana menghubungi keluarganya. Dia tidak keberatan di sini. Dia datang pakai motor ke sini langsung masuk isolasi," kata Agus.

Sementara pelajar SMK ini pun nurut saja ketika petugas melakukan penjemputan di rumah.

"Anak PKL ini sudah sampai rumahnya. Kemudian satgas kami menjemput sekaligus mengedukasi keluarganya, mereka tidak keberatan," sambung Agus.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 yang Kabur Lewat Jendela Ruang Isolasi RSUD Praya Ternyata Sempat Mampir ke Masjid untuk Salat!

Kalau di Klaten

Berbeda dengan Kulon Progo yang memberikan fasilitas karantina di pinggir pantai yang indah.

Pemerintah Desa dan Satgas Covid-19 Desa Sepat justru memberikan fasilitas karantina pemudik asal Sragen di sebuah rumah angker.

Baca Juga: Kabur dari Rumah Sakit Saat Isolasi, Pasien Positif Covid-19 di Lombok Justru Ditemukan Sedang Jalan-jalan Dekat Rumah

Rumah angker tersebut berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng.

Kepala Desa Gondang Warsito mengatakan, pemilihan rumah bergaya londo itu sebagai lokasi karantina berawal dari ide Camat Gondang Catur Sarjanto.

"Kemarin Pak Camat bilang nanti kalau ada ODP yang bandel, suruh isolasi tidak mau nanti akan ditempatkan di situ," kata Warsito seperti yang dikutip dari Tribun Solo.

Baca Juga: 24 Orang dari 247 Jemaah Tabligh Akbar Masjid Al Muttaqien yang Positif Covid-19 Jalani Isolasi di Wisma Atlet Kemayoran!

(*)