"Jadi bagaimana 70 persen itu, ya karena sudah tidak ada yang bisa.. ini kan sudah isu dunia, saya tidak bisa bergerak banyak," imbuhnya.
Tak ingin membahayakan nasib karyawan di tengah bisnisnya yang semakin terpuruk, Ruben Onsu akhirnya memutuskan untuk menutup dua waralaba miliknya.
"Dua di antaranya, kita bahas di Indonesia dulu sudah pasti tutup di Lubuk Linggau dan Bukittinggi, itu tidak bisa kita pertahankan," ungkap Ruben.
Ruben tak ingin gegabah dengan melakukan banyak pinjaman.
"Kalau kita mau pertahankan karyawan sanggup.
Tetapi buat saya bisnis yang salah ketika melakukan semuanya dengan uang sendiri gitu, ya dengan gali lubang tutup lubang," katanya.
Meski saat ini masih bisa menangani omzetnya yang terus menurun, Ruben mengaku pesimis dengan nasib bisnis waralabanya dua atau tiga bulan ke depan.
"Tapi saya enggak yakin dua bulan, tiga bulan akan selamat, saya mikir selamat ini tapi bagaimana tiga bulan ke depan," pungkasnya.
(*)