Find Us On Social Media :

Disebut-Sebut Sebagai Tanda Kiamat yang Muncul di Pertengahan Ramadhan 2020, Apa sih Sebenarnya Dukhan Itu?

By Silmi Nur Aziza, Senin, 11 Mei 2020 | 04:20 WIB

Ilustrasi Meteor yang dikaitkan dengan peristiwa Dukhan di Ramadhan 2020

Baca Juga: Ramadhan 2020: Sudah Tahu Belum Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar? Yuk Simak Penjelasannya!

Dilansir dari Tribun, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan fenomena Dukhan sebagai petanda hari kiamat yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan 1441 H, Jumat (8/5/2020), sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.

"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu."

"Nabi Muhammad SAW pun yang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar.

Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat agar selalu siap menghadapi kiamat dengan amalan baik.

Baca Juga: Disentil Lantaran Pamer Video Kenakan Baju Seksi, Nikita Mirzani Langsung Semprot Netizen dengan Balasan Menohok: Pikiran Lu Aja yang Jorok, Itu Pakai Baju! Nggak Telanjang!

Jadi, kapan pun kiamat itu terjadi, kita akan siap karena tidak ada petunjuk tanggal pasti hari akhir.

Adanya kabar tentang Dukhan sebagai salah satu tanda datangnya hari akhir, yang belakangan viral di media sosial, sejumlah ulama memiliki pendapat berbeda.

Pertama, sebagian ulama menyebut Dukhan sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.

Kedua, Dukhan ialah khayalan yang menimpa kaum Quraisy.

Dukhan terjadi ketika kaum Quraisy mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Jadi Perawat di Tengah Pandemi Covid-19 Saat Ramadhan 2020 Harus Bekerja Ekstra? Yuk Simak Tips Puasa Berikut!

Ketiga, Dukhan merupakan debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas Kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.

Lebih lanjut, ada anggapan umum yang terdapat pada hadits Nabi Muhammad SAW, Dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen dan panas sehingga memicu bumi gelap gulita yang erat kaitan dengan tanda datangnya hari kiamat.

Sejumlah ulama berpendapat hadits tersebut tidak memiliki riwayat perawi yang baik.

Secara substansi pun hadits itu dinilai tidak tepat sehingga kebenarannya disangsikan.

(*)