Di antaranya seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali.
"Mereka berasal dari Jatim ada 8.900 kurang lebih, dari Jateng 7.400 dari Jabar 5.800 dari NTB 4.200, dari Sumut kurang lebih 2.800, dari Lampung 1.800 dan 500 orang dari Bali," tambahnya.
Kepada seluruh jajarannya, Jokowi menginstruksikan agar proses kedatangan pekerja migran tersebut dikawal di setiap pintu masuk.
"Saya kira kita melihat untuk jalur udara dua pintu masuk di Soekarno Hatta dan Bandara Ngurah Rai, kemudian untuk ABK kapal pesiar juga di Benoa, Bali, Tanjung Priok dan juga pekerja migran dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai," ucap Jokowi.
Selain itu, protokol kesehatan harus diterapkan kepada mereka yang baru saja tiba.
"Sekali saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki. Dan juga dipastikan kesiapan tempat karantina, rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran kita tersebut," jelasnya.
Seperti diwartakan Grid.ID sebelumnya, Jokwi mengaku ketar ketir dengan datangnya pekerja migran yang disebutkan akan mencapai 89 ribu jiwa.
Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Andrew Andika dan Istri Tunda Program Bayi Tabung
Beberapa waktu yang lalu, Jokowi mengimbau dengan tegas supaya para pekerja migran ini tidak benar-benar dipantau sebagai bentuk antisipasi.
Jokowi mengaku khawatir apabila tidak dikawal dengan baik akan memicu adanya Covid-19 gelombang dua di Indonesia.
"Ini betul-betul harus ditangani, dikawal secara baik di lapangan," ungkapnya.
"Sehingga jangan sampai muncul gelombang kedua," sambung Jokowi.
(*)