Find Us On Social Media :

Beda Jauh dengan China, Singapura Lindungi Pekerja Migran Dari Covid-19 Dengan Berikan Monitor Oksigen Cuma-Cuma, Hal Ini Alasannya

By Intisari Online, Senin, 11 Mei 2020 | 20:37 WIB

(Ilustrasi) Kabar Baik, Menristek Ungkap Sedang Uji Coba Terapi Plasma Darah Pasien Covid-19 yang Sembuh, Hasilnya Cukup Melegakan!

Grid.ID - Singapura masih mencatat penambahan ratusan infeksi baru Covid-19 per hari.

Padahal mereka telah lakukan lockdown total selama penuh 5 minggu.

Tercatat dari South China Morning Post, pekerja migran dengan upah minimum dan hidup di kamar yang sempit-sempitan adalah penderita Covid-19 terbanyak di negara tersebut.

Baca Juga: Beredar Kabar Xi Jinping Meminta WHO Menunda Kabarkan Dunia Mengenai Covid-19 dan Tutupi Keterlambatan Penanganan China Sampai 6 Minggu, Bagaimana Sebenarnya?

Namun, banyak pekerja ini tidak tunjukkan gejala sakit Covid-19, atau hanya tunjukkan gejala sedikit saja.

Oleh sebab itu, pemerintah Singapura memberikan monitor oksigen di darah kepada para pekerja migrannya.

Monitor oksifen atau oksimeter denyut nadi sudah dibagikan secara gratis untuk mendeteksi peringatan awal tanda sakit virus Corona dan penurunan kondisi medis para pekerja migran.

8000 oksimeter denyut nadi telah diberikan kepada pekerja migran yang positif Covid-19 dan 12000 lagi akan diberikan kepada mereka yang hidup di asrama.

Namun apakah alat tersebut benar-benar efektif untuk tunjukkan gejala sakit Covid-19?

Halaman Selanjutnya