Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Di tengah ketidakpastin dampak wabah covid-19, Bank OCBC NISP, membangun kesadaran kesehatan mental dengan medium film yang diberi judul ‘Sepuluh Meter’.
Bekerja sama dengan ‘Cerita Film’, Bank OCBC NISP bertujuan ingin membuka percakapan seluas-luasnya tentang kesehatan mental.
Film ini sendiri disutradai oleh sutradara ‘Keluarga Cemara’ Yandy Laurens dan dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir.
Baca Juga: Akui Lebih Menikmati Kegiatan Syuting Film Layar Lebar, Rachel Amanda: Sinetron, Duh Entar Dulu Deh!
Mengandalkan survey, latar belakang dari pembuatan film ini pun sungguh dekat, yakni kondisi pandemi yang menyebabkan banyak orang berada dalam kegalauan atau ancaman kesehatan mental.
“Dari bulan kemarin, dengan kondisi pandemi covid-19 ini tendensinya itu orang mengalami kegalauan ya, kesehatan mental itu at risk.”
“Kita buktikan akhir April survey menunjukan 60% responden menyatakan bahwa mereka cemas akan situasi pandemi.”
“Dan tiga hal yang paling terasa adalah stres, cemas, atau takut dan merasa bosan.” tutur Ka Jit, Head of Strategy and Innovation Bank OCBC NISP saat dipantau Grid.ID di kanal Youtube Bank OCBC NISP, Kamis (14/5/2020).
Selaras dengan survey yang dilakukan Kantar, masalah ini juga disebabkan oleh keterbatasan gerak dan di rumah aja yang lebih jauh bisa membawa ke masalah pekerjaan dan ketakstabilan ekonomi.
Karena alasan itulah, dengan medium film, Bank OCBC NISP membuat gerakan #nyalakanhati untuk mendorong masyarakat Indonesia bergerak maju dan tetap produktif pada masa pandemi.
Baca Juga: Menderita Kanker Otak, Bintang Film PK Sai Gundewear Meninggal Dunia di Usia 42 Tahun
Ka Jit beralasan bahawa mengapa dirinya melakukan kerja sama dengan Yandi, Ringgo, dan Nirina adalah bahwa mereka memiliki keresahan yang samam.
Bercerita tentang perubahan aktifitas keseharian di tengah pandemi yang berdampak pada kesehatan mental, Ka Jit pun memberikan alasan mengapa dirinya menggunakan media film.
“Karena kita percaya film adalah media yang sangat baik, bisa menjangkau banyak orang, dan membuka percakapan dan refleksi tentang kesehatan mental tanpa harus menggurui atau menilai serta menghakimi,” tutup Ka Jit.
(*)