Laporan Wartawan Grid.ID, Anggita Nasution
Grid.ID - Permintaan pihak Roy Kiyoshi untuk rehabilitasi telah dikabulkan penyidik.
Roy Kiyoshi melalui kuasa hukumnya, Henry Indraguna, mengharapkan rehabilitasi dibanding hukuman penjara.
Demi mendapat rehabilitasi, proses pertama yang harus dilakukan Roy Kiyoshi adalah pemeriksaan atau assessment.
Baca Juga: Hikmah Pandemi, Andre Taulany Akhirnya Bisa Nikmati Momen Buka Puasa dan Sahur di Rumah
Setelah melewati rangkai tes, Roy Kiyoshi ditetapkan positif psikotropika jenis benzodiazepine.
Keluarga dan kuasa hukumnya melakukan pengajuan assessment dan menginginkan Roy Kiyoshi bisa diobati di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Cibubur, Jakarta Timur.
Akhirnya setelah melawati rangkaian tes bersama dokter dan diawasi petugas kasat narkoba Jakarta Selatan, pada Kamis, 16 Mei 2020 Vivick Tjangkung mengumumkan bahwa Roy Kiyoshi melakukan perawatan intensif di RSKO.
Baca Juga: Rizky Febian Buat Just A Kid Challange: Mama Pasti Bahagia di Sana
"Selama si Roy berada dalam penanganan kami dan Roy memang susah sekali tidur dan bahkan tidak bisa tidur dan ini cukup mengkhawatirkan kamu sehingga pada saat pihak keluarga melalui lawyer meminta untuk rehabilitasi untuk menyetujui assessment."
"Melakukan Assessment hasil dari yang disampaikan dokter secara tertulis disimpulkan bahwa Roy betul-betul ketergantungan obat, apa yang digunakan Roy tidak sesuai dengan anjuran dari dokter sebelumnya," ujar Vivick Tjangkung selaku kasat narkoba Jakarta Selatan pada Kamis (16/5/2020).
Vivick Tjangkung menjelaskan bahwa proses hukum tetap berjalan meskipun Roy Kiyoshi mendapat rehabilitasi.
"Dari hasil Assessment tersebut kami berkordinasi denga dokter RSKO untuk bisa menerima Roy melakukan perawatan medis di sana sambil menunggu proses hukum yang berjalan," ucap Vivick Tjangkung.
Sepekan lebih menginap di penjara, Roy Kiyoshi memang menunjukkan keterpurukan.
Vivick Tjangkung pun menggambarkan bagaimana kondisi Roy Kiyoshi saat ini.
"Selama Roy disini, secara wajah dia terlihat terpukul, tidak menyangka bawah ini terjadi pada dirinya. Dia pun pelan-pelan menormalkan perasaannya dan pikirannya menerima keadaan," ujar Vivick Tjangkung.
Vivick Tjangkung kemudian menjelaskan awal mula Roy Kiyoshi terperangkap dalam zat psikotropika.
Selama tiga tahun terakhir ini, Roy Kiyoshi disebut selalu kontrol terkait keluhannya yang susah tidur itu, bahkan dokter menganjurkan beberapa obat yang aman untuknya.
Sayangnya Roy Kiyoshi ceroboh sehingga sempat memesan obat dari sumber yang tidak diketahuinya.
"Sebenernya dia memilih kecemasan yang cukup tinggi, mood-nya yang naik turun sehingga dia membutuhkan rileks, makanya selama tiga tahun terakhir dia mengontrol terus ke dokter yang sudah menjalani langganan"
"Karena kebanyakan kegiatan sehingga menyita waktu dia untuk melakukan kontrol ke dokter yang sudah langganannya," ucap Vivick Tjangkung.
(*)