"Yang jelas kalau beda bagaimana masing2 dari kita bisa saling menerima, kompromi, nyari solusi dan itu semua ga akan terwujud kalo komunikasi kita ga berjalan baik," ujar Ines.
"Dari awal nikah itu sudah terlihat pahit2 sifat masing2 jadi ga pernah ngerasain “kau miliku, kumilikmu” yang ada kita sama2 berdoa supaya dapet manis2nya dari pahitnya tersebut, nah si manis2nya itu yang kita sebut rasa syukur karena Alloh telah memilih kami sebagai jodoh yang mesti kerjakeras kerjasama rukun kompak harmonis walaupun pernikahan kayak roller coaster," sambung Ines.
Pada akhir keterangan, Ines seolah mengatakan jika menikah itu ternyata tidak enak.
"Nikah kalo isinya manis2 doang ya eneg lama-lama, tapi kalo pahit terus juga ogah kann jadi gimana caranya si pahit sama manis ini terus berdampingan sekian cerita gabut," pungkasnya.
(*)