Arda berkisah perjuangan sang bunda tercinta untuk mendapatkan rezeki dengan berdagang kue buatannya.
Di malam larut, ketika dia sudah hendak tidur, sang bunda masih berjibaku di dapur dengan segala bahan dagangannya.
Pun, ketika dia masih tertidur, sang bunda sudah lagi terbangun untuk bersiap menjajakan kue-kue hasil jualannya.
“Ngerti banget kerasnya orang dagang,” kata Arda.
Betapa salutnya Arda dengan perjuangan yang dilakukan oleh Rizal demi adik dan orangtuanya dengan berjualan jalangkote.
Sebab, Arda kecil yang juga membantu sang bunda, terkadang masih suka kesal.
“Kenangan masa kecil dan remaja saya begitu dalam, nemenin bungkusin kue, nganterin kue ke pelanggan, nganter ke pasar beli bahan meskipun kadang saya ngomel-ngomel,” aku Arda.
“Motor butut jadi saksinya, berangkat ke sekolah kadang masih ada tas di jok motor buat nenteng sayur, di saat teman-teman SMP, SMA punya motor bagus-bagus,” kenang Arda.
Namun, itulah perjuangan hidup, yang sudah tentu ditularkan sang bunda kepada Arda kecil.
Kini, ketika sang bunda sudah tiada, Arda hanya bisa mengenang pelajaran mengenai perjuangan hidup yang tak akan dia lupa.
“Ma, memori yang pernah kita jalani sangat membanggakan, kita hidup karena keringat kita bukan mengemis dan mengiba.”
“Terima kasih sudah mengajari cara berjuang, justru itulah ilmu yang harusnya dibekali ke anak bahwa hidup selalu harus diupayakan,” tulis Arda.
(*)