Laporan Wartawan Grid.ID, Novia tri Astuti
Grid.ID - Komedian Andre Taulany dan Rina Nose tersandung masalah hukum.
Humor yang dilontarkan Andre Taulany dan Rina Nose di stasiun televisi dinilai telah menghina salah satu marga di Maluku, yakni marga Latuconsina.
Seperti dikutip dari Kompas, Pengacara Ruswan Latuconsina mengaku sebagai perwakilan marga yang telah melaporkan Rina dan Andre.
Ruswan latuconisa secara resmi melaporkan Rina dan Andre pada Senin (18/5/2020) ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik melalui media elektronik.
Kepada Polda Metro Jaya, Ruswan Latuconsina mengaku telah terluka atas candaan yang dilontarkan Rina dan Andre.
Meskipun kedua komedian itu sudah minta maaf, namun Ruswan Latuconsina sampai saat ini belum dikabarkan belum membuka pintu maaf untuk Rina dan Andre.
"Oh tidak bisa segampang itu (permintaan maaf), kami merasa dilukai dan Latuconsina itu adalah marga yang besar dihormati di Maluku,” kata Ruswan.
“Kita ikuti tahapannya dulu, kita kembalikan pada seluruh keluarga besar Latuconsina karena sampai saat ini tidak ada pintu maaf sebenarnya,” sambungnya.
Ramainya perbincangan marga Latuconsina yang telah disinggung Rina dan Andre, rupanya nama keluarga Latuconsina memiliki kedudukan yang istimewa.
Mengutip dari Tribun Jakarta, Abidin Wakano selaku budayawan asal Maluku menjelaskan bahwa Latuconsina merupakan marga parentah atau keturunan raja dari Desa Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah.
Di sana orang yang menyandang marga Latuconsina disebutkan memiliki kedudukan dan martabat yang sangat tinggi.
“Jadi dalam konteks orang Maluku itu, kalau menyebut Latu maka nenek moyangnya pasti berasal dari marga parentah atau raja," ujarnya.
"Jadi Latuconsina salah satu marga raja di Maluku. Kenapa raja, karena mereka ini punya kedudukan yang tinggi, punya bermartabat, dan berpendidikan,” sambung Abidin.
Secara genologis, marga Latuconsina disebutkan memiliki hubungan kuat dengan marga yang lain.
Sehingga wajar saja bila warga Maluku yang bukan marga Latuconsina ikut merasa tersinggung ketika marga tersebut dihina.
Bagi orang Maluku, marga bukan hanya sekedar simbol identitas dan kebanggaan belaka.
Seperti yang disampaikan Abidin, marga di Maluku disebutkan sebagai harga diri pada sebuah komunitas.
Selain itu, marga di Maluku pada prinsipnya lahir dari sebuah gelar yang diberikan.
“Jadi marga ini merupakan identitas kultural orang Maluku, marga mencerminkan nilai kearifan orang Maluku."
"Jadi kalau satu marga disinggung, maka akan ada banyak marga yang ikut tersinggung karena memiliki keterkaitan,” terangnya.
Selain simbol identitas dan penghargaan, marga di Maluku diyakini sangatlah sakral.
Sebab menyangkut asal usul kekerabatan dan juga nasab manusia di Maluku.
“Marga itu mencerminkan nilai kearifan lokal yang sangat agung dan menjadi kekayaan Kebhinekaan kita, sehingga tidak elok jika marga dipermainkan,” pungkasnya.
(*)