Menurut Habsari, Sarah menyadari bahwa citra negatif di mata masyarakat Indonesia tak akan melekat lama.
Masyarakat Indonesia akan mudah lupa mengenai sensasi yang dibuat Sarah, sehingga nantinya martabat atau kehormatan yang tercoreng seolah bukan menjadi masalah.
"Sebagai seorang yang sangat akrab dengan media sosial, dia tahu kalau masyarakat Indonesia mengidap amnesia dalam hal pemberitaan," ujar Habsari, Kamis (21/5/2020).
"Seseorang tidak perlu menjaga martabat maupun kehormatannya karena masyarakat mudah mengutuk dan kemudian berubah menjadi memuja," sambungnya.
Kasus Sarah Keihl ini bahkan sudah dibahas beberapa media asing.
Beberapa media asing menyebut:
"Influencer slammed for 'auctioning virginity' to raise awareness of coronavirus".
"Glamorous influencer who said she wanted to auction off her VIRGINITY 'to raise funds for COVID-19' is forced to apologise after being slammed for the 'desperate' appeal".
"Covid-19: Female Influencer Auctions Her Virginity For RM591k".
"Indonesian influencer apologizes for trying to auction her virginity for COVID-19 relief".
Dari kacamata seorang feminis, melelang keperawanan adalah hak seorang wanita.
Namun, lelang keperawanan yang Sarah klaim sebagai candaan ini sudah melanggar norma sosial di masyarakat.