“Pertama gue yakin karena dia punya rumah, punya mobil, punya apa, lebih baik jual mobil dibandingkan jual perawan. Kecuali memang perawannya tidak ada harganya lebih berharga mobil,” kata Deddy.
“Gue tahu dia antara bercanda atau memang caranya untuk naikin media sosial, kan ada berapa cerita yang kesebar hanya untuk menaikan media sosial,” tambahnya.
Deddy memandang kasus Sarah sebenarnya tidak baru.
Jika ia membandingkan kasusnya dengan beberapa yang terjadi di luar negeri seperti Amerika atau Rusia.
Akan tetapi dengan latar belakang yang berbeda, masalah yang dihadapi di luar negeri sangat personal, seperti untuk membantu pengobatan ibu atau sodara yang sakit.
Berbeda dengan donasi corona yang menjadi perhatian banyak orang.
Belum lagi pendidikan seks di Indonesia yang masih dianggap terlalu tabu.
“Ada cara lain, pasti masyarakat akan terganggu dengan kata-kata itu (jual keperawanan).”
“Kemarin sampah, kemarin apa namanya masker, sekarang perawan mau dijual," sambungnya.