Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Di saat pandemi corona seperti sekarang, banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan alias diputus hubungan kerjanya.
Salah satunya adalah pemuda 25 tahun berinisial P. Sejak dirinya kena PHK, P memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Gunung Terang, Tulang Bawang Barat, Lampung.
Namun bukannya disambut baik oleh keluarga, P justru kerap kali dihina dan disebut miskin oleh nenek mertuanya.
Oleh karena ini, P dengan nenek mertuanya itu sering terlibat adu mulut hingga pada akhirnya pemuda itu menjadi gelap mata.
"Pelaku dengan korban sering cekcok mulut setelah pelaku pulang kampung akibat pandemi Covid-19," terang Kasatreskrim Polres Tulang Bawang Iptu Andri Gustami.
Melansir dari Kompas.com, P yang sudah lama dongkol karena perkataan nenek mertuanya itu pun lantas mengambil pisau dan menusuk dada korban.
Korban pun sempat dilarikan ke puskesmas, namun karena lukanya cukup parah nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Sementara itu, pelaku yang panik mengetahui korban tewas langsung ambil langkah seribu dan bersembunyi ke perkebunan warga.
Namun percuma, karena tak butuh waktu 24 jam polisi sudah berhasil meringkus pelaku pada Selasa (19/05/2020).
Kini, pelaku sudah dibawa ke Mapolres Tulang Bawang Barat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku akan dijerat dengan pasal berlapis, yakni 340 dan 351 ayat 3 KUHP.
Kasus Serupa
Sebagai tambahan infomasi kasus serupa juga pernah terjadi di Nias Selatan pada Jumat (15/05/2020).
Namun bedanya, pada kasus ini tersangka adalah mertua dan korban adalah menantunya sendiri.
Melansir dari Tribunmedan.com, tersangka membunuh korban dengan cara menusuknya menggunakan sebilah pisau tepat di dadanya.
Korban pun tewas bersimbah darah dan tersangka langsung bunuh diri dengan menegak racun rumput.
Namun berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polres Nias Selatan AKP Edi Sukamto, motif pembunuhan ini dilatarbelakangi korban yang sering memaki tersangka.
"Yang mana korban sering memaki tersangka sehingga tersangka memiliki dendam kepada korban," terang Edi.
(*)