Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Meita Maharani (23), melapor ke Polda Sumsel pada Jumat (22/05/2020) usai suaminya tak kunjung kembali pulang.
Padahal berdasarkan pengakuan Meita, suaminya bernama Beni Purwanto (32) itu hanya pergi ke rumah tetangganya berinisial Wh.
"Suami aku itu datang ke rumah Wh dan rumah si Wh itu tidak jauh. Masih tetangga kami. Setelah pergi itu sampai pukul 00.00 tidak pulang-pulang," terangnya seperti yang dikutip dari Tribunsumsel.com.
Meita pun sempat menelpon suaminya, namun ditengah-tengah percakapan tiba-tiba telpon suaminya direbut oleh seorang wanita.
Wanita yang diketahui adalah ibu dari Wh ini kemudian berbicara dengan nada mengancam ke Meita.
Ibu dari Wh dan Wh sendiri meminta Meita untuk membayarkan uang senilai Rp 30 juta kepada mereka.
Jikalau tidak, suaminya akan disiram air keras dan dibunuh.
Meita yang sempat meminta suaminya agar tidak disandera itu pun membuat ibu dari Wh marah dan mematikan telpon.
Unit IV Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel pun langsung melakukan penangkapan setelah mendapatkan laporan.
Kedua pelaku pun kini sudah berada di Mapolda Sumsel untuk dilakukan interogasi tentang motif penyanderaan.
"Sementara ini masih proses interogasi dan pengembangan. Untuk motid juga masih didalami," kata Kanit IV Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Zainuri.
Namun berdasarkan keterangan Meita, suaminya itu disandera karena tidak mau membantu mengedarkan narkoba.
"Suami aku itu disuruh keluarga si Wh untuk mengedarkan narkoba. Selain itu, suami aku juga dipaksa untuk membeli pil ekstasi mereka,"
"Mungkin karena tidak mau, jadi disandera," tuturnya.
Jambi
Aksi penyanderaan juga terjadi di Jambi, Minggu (10/05/2020).
Tak main-main, pada kasus kali ini yang menjadi korban penyanderaan adalah tujuh aparat kepolisian.
Melansir dari Tribun Medan, ketujuh aparat kepolisian tersebut disandera oleh sekelompok warga yang tidak terima dengan penertiban penambangan emas tanpa izin (PETI).
Orang-orang yang disebut sebagai penyandera itu disebut berjumlah ratusan dan berasal dari desa sekitar.
(*)