"Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman," ujar Fadly dilansir dari Kompas.
Fadly Rahman menambahkan bahwa ketupat mewakili dua simbolisasi.
Ngaku lepat yang bermakna mengakui kesalahan dan laku papat atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi dari ketupat.
Empat laku atau sisi dari ketupat tidak hanya dikarenakan bentuknya segi empat saja, tapi ada empat makna di baliknya.
Empat laku ketupat tersebut yakni,
1. Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
2. Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
3. Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
4. Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.