Find Us On Social Media :

Idul Fitri 2020 : Selalu Jadi Menu Lebaran Khas Indonesia, Begini Filosofi Ketupat

By Silmi Nur Aziza, Minggu, 24 Mei 2020 | 14:10 WIB

Ketupat sudah menjadi makanan khas lebaran di Indonesia.

Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A

Grid.ID - Menyambut Idul Fitri 2020, tentu rasanya kurang tanpa ketupat yang terhidang.

Yup! Ketupat memang menjadi menu andalan setiap Lebaran terasuk di Idul Fitri 2020 ini.

Bisa dibilang, ketupat memang sudah melekat dengan Lebaran, termasuk Idul Fitri 2020 ini.

Namun, di balik kesederhanaan ketupat pada perayaan Idul Fitri, rupanya terkandung makna filosofi yang begitu indah di dalamnya.

Baca Juga: Wanti-wanti Raffi Ahmad Agar Nasibnya Tak Berakhir Seperti Olga Syahputra, Sang Mantan Manajer: Udah lah Fi, Nggak Perlu Ngejar Dunia Lagi...

Dilansir dari Tribun, Minggu (24/5/2020), ketupat menjadi pengingat makna Hari Raya Idul Fitri bagi yang menyantapnya.

Dikatakan oleh Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung Fadly Rahman ketupat berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga, tepatnya masa syiar Islamnya pada abad ke-15 hingga ke-16.

Hal tersebut berdasarkan dari cerita rakyat.

Baca Juga: Sangat Terkenal Luar Negeri, Ternyata Keislaman Soekarno Berhasil Pengaruhi Arab Saudi hingga Uni Soviet, Sejarawan: 'Dia Berikan Kesan yang Mendalam Bagi Negara Lain’

"Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman," ujar Fadly dilansir dari Kompas.

Fadly Rahman menambahkan bahwa ketupat mewakili dua simbolisasi.

Ngaku lepat yang bermakna mengakui kesalahan dan laku papat atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi dari ketupat.

Baca Juga: Lakukan Korupsi, Polisi Gerebek Rumah Mewah Koruptor Ini, Bahkan Mereka Temukan Uang Tunai Rp525 Triliun dan 13,5 Ton Emas, Disembunyikan di Tempat Tak Terduga Ini

Empat laku atau sisi dari ketupat tidak hanya dikarenakan bentuknya segi empat saja, tapi ada empat makna di baliknya.

Empat laku ketupat tersebut yakni,

1. Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.

2. Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.

3. Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.

4. Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.

Sementara itu, hidangan pendamping ketupat rupanya juga mempunyai arti sendiri.

Fadly menambahkan bahwa hidangan pendamping tersebut merupakan perwakilan lengkap asimilasi kuliner Nusantara yang terpengaruh dari berbagai budaya luar.

Misalnya kuah kari, sajian yang memiliki pengaruh kuat dari kuliner India.

Ada pula gulai yang memiliki pengaruh dari kuliner Arab.

Baca Juga: Sudah Ngaku Tifus hingga Sewa Mobil Ambulans, Ibu dan Anak Ini Gagal Mudik ke Jember Gegara Terlanjur Ketahuan Polisi

Lalu balado yang memiliki pengaruh dari kuliner Portugis.

Sementara semur dan kue kering pengaruh dari Eropa terutama Belanda.

Bahkan manisan merupakan makanan yang mendapat pengaruh dari kuliner China.

(*)