Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Duka mendalam masih dirasakan oleh segenap keluarga besar SMA Nurul Yaqin, Tanjung Batu, Ogan Ilir, Sumatra Selatan.
Tragedi perahu karam yang menewaskan empat guru honorer hingga kini masih menyisakan sebuah duka.
Melansir dari Tribunnews pada Kamis (28/5/2020), seorang murid bernama Dini Anggraini terlihat tak kuasa membendung air matanya.
Sang murid mengaku tak kuasa menyaksikan pemakaman para gurunya itu.
Salah satu guru bernama Rofikoh diakui Dini sebagai guru yang sangat baik.
Bagi Dini, Rofikoh adalah sosok wanita sudah dianggapnya seperti ibu dirinya dan sejumlah murid SMA Nurul Yaqin lainnya.
"Beliau orangnya baik, tidak sombong, sering ngasih motivasi kepada kami untuk sukses biar orangtua bangga," ujar Dini Anggraini.
Menurut Dini, Rofikoh sering kali dijadikan sebagai tempat curhat untuk murid-murid yang tengah bingung perkara masa depan.
Bagi murid-murid SMA Nurul Yaqin, Rofikoh adalah guru yang banyak memberikan nasihat dan motivasi untuk anak didiknya.
"Sukses-sukseslah kalian, doakan biar panjang umur ibu bisa lihat kamu sukses," kenang Dini pada nasehat gurunya.
Meskipun demikian, Rofikoh tak jarang meminta muridnya untuk didokan agar panjang umur.
"Jangan tinggalkan sholat, doakan ibu panjang umur. Itu yang sering ia bilang pada kami," ucapnya sembari menangis.
Seperti dikutip dari Kompas.com, perahu yang mengangkut 12 rombongan guru dan satu mudi perahu dikabarkan terbalik dan menengelamkan seluruh penumpang.
Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Tanjung Atap, Kecamatan tanjung Baru, Ogan Ilir, Sumatra selatan pada Selasa (26/5/2020).
Sakinah Solihin (25), salah satu korban selamat mengatakan bahwa dirinya berserta guru lainnya akan berziarah ke makam Said Umar Baginda Sari, salah satu tokoh ulama di daerah Ogan Ilir.
"Kejadian saat di tengah perjalanan, pengemudi perahu, Pak Zainal mencoba menghidupkan mesin tiba-tiba oleng, dan kami semuanya tenggelam,” tutur Sakinah.
Namun sayang dari pertistiwa tersebut hanya delapan guru yang dapat diselamatkan.
"Yang meninggal ada 4 orang, dua guru wanita dan dua pria," ujarnya.
(*)