Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID - Seorang pria Afrika-Amerika bernama George Floyd meninggal pada 25 Mei 2020 lalu, diduga karena alami kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian.
Dugaan itu muncul setelah sebuah video viral memperlihatkan polisi menjatuhkan tubuh George Floyd ke tanah lalu menginjak lehernya dengan menggunakan lutut.
George Floyd awalnya ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan.
Dalam video yang beredar, beberapa polisi berusaha untuk menampak George Floyd dan rekannya.
Kemudian seorang polisi menindih leher Floyd menggunakan lututnya hingga ia mengeluh tidak bisa bernapas.
"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas," rintih Floyd yang terbaring tak berdaya di tanah.
Kendati demikian, polisi itu mengabaikan rintihan Floyd dan tetap melanjutkan aksinya.
Tak lama kemudian, pria malang ini dinyatakan meninggal dunia.
Insiden yang terjadi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat ini langsung memicu kemarahan di seluruh negeri.
Empat anggota polisi yang diduga terlibat dalam kematian pria berusia 46 tahun ini telah dipecat.
Mengutip NBC, Kamis (28/5/2020), Floyd dikenal sebagai sosok lembut dan suka menolong di mata teman dan keluarganya.
"Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengenalnya, Anda akan menyukainya," kata saudara laki-laki Floyd, Rodney, Rabu (27/5/2020).
"Dia seorang' raksasa yang lembut,' dia tidak menyakiti siapapun."
"Dia tidak layak mengalami apa yang telah terjadi padanya," imbuhnya.
Rodney Floyd menambahkan bahwa saudaranya sangat penyayang dan dapat dipercaya.
Floyd yang merupakan penduduk asli Houston sempat menjadi bintang sepak bola dan bola basket sewaktu SMA
Ia kemudian mengadu nasib di Minnesota dengan mengendarai truk, menurut teman dan mantan pemain NBA, Stephen Jackson.
"Dia tahu dia harus pindah untuk menjadi yang terbaik," tulis Jackson di Instagram.
"Perbedaan antara aku dan sahabatku adalah aku memiliki kesempatan lebih banyak daripada dia," imbuhnya.
Floyd bekerja di divisi keamanan di Conga Latin Bistro Minneapolis selama lima tahun.
"Dia dicintai oleh semua karyawan dan pelanggan saya," kata Jovannie Thunstrom, bos Floyd, dikutip dari CNN, Kamis (28/5/2020).
Dia bercerita Floyd sering membantunya membersihkan bar setelah tutup.
Di matanya, Floyd adalah sosok pria yang baik dan sangat baik dengan pelanggan.
"Dia mendukung orang-orang, ia ada di sana ketika mereka jatuh, ia dicintai orang-orang yang merasa terbuang."
"Kami berdoa setiap makan, kami berdoa jika kami mengalami masa sulit, kami berdoa jika kami mengalami masa yang baik," imbuh teman Floyd, Courteney Ross.
Baca Juga: Nikmati Lebaran Berduaan dengan Anak, Rossa: Dijadiin Momen Indah
Di sela-sela kesibukannya bekerja di sebuah restoran, Floyd juga melatih anak-anak sepak bola dan bola basket.
Tidak hanya rekan kerja maupun keluarga yang sedih dengan kepergian Floyd, sederet artis AS juga ikut geram dengan insiden ini.
Satu di antaranya adalah Justin Bieber yang mengunggah video insiden tersebut di akun Instagram miliknya.
"Ini harus dihentikan. Ini tentu saja membuatku muak. Ini membuatku marah. Pria ini mati."
"Ini membuatku sedih. Rasis adalah setan. Kita perlu menggunakan suara kita!"
"Tolong orang-orang. Aku minta maaf George Floyd," tulisnya pada keterangan di postingannya. (*)