Find Us On Social Media :

Waspada, Insomnia saat Pandemi Corona! Ternyata Lama-lama Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung

By Devi Agustiana, Kamis, 28 Mei 2020 | 16:56 WIB

Keadaan insomnia kerap menghantui, terutama saat cemas hadapi pandemi corona.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Keadaan pandemi Covid-19 memang telah banyak mengubah perilaku kita.

Mulai dari rutinitas  bekerja, belajar, beribadah hingga istirahat.

Informasi yang begitu pesat dan banyak setiap hari tentang covid-19 kerap membuat kita stres dan cemas.

Baca Juga: Cerita Lucu Rossa Disangka Telah Menikah Diam-diam Karena Edit Foto Bareng Aktor Korea hingga Ibunya Bertanya-tanya

Pengaruhnya pun beragam, namun yang paling terlihat adalah gangguan tidur.

Padahal, selama pandemi ini kita perlu meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah tertular penyakit, salah satunya melalui tidur cukup.

Dalam bincang interaktif melalui Instagram live yang membahas tentang Insomnia, dr. Widi Primaciptadi, SpKJ dan dr. Lahargo Kembaren, SpKJ membahas hal tersebut.

Baca Juga: Lee Dong Gun dan Jo Yoon Hee Resmi Bercerai Usai 3 Tahun Menikah, Dispatch Ungkap Penyebabnya!

Dr. Widi menjelaskan bahwa tidur merupakan bentuk penurunan kesadaran untuk tubuh beristirahat.

“Tidur adalah bentuk penurunan kesaradan terhadap lingkungan. Jadi mirip-mirip  pingsan atau koma gitu.”

“Bedanya kalau tidur ini sifatnya secara cepat, bangun lagi kemudian tidur lagi dalam periode waktu yang cepat,” ujar dr. Widi dalam Instagram Live, Psikoedukasi Kesehatan Jiwa  RSMM Bogor yang diikuti Grid.ID, Kamis (28/5/2020).

Baca Juga: Bangun Rumah Gedongan Hasil Jerih Payah Jadi Biduan, Begini Penampakan Ruang Tamu Inul Daratista yang Punya Akuarium Raksasa

 

Menurutnya, indikator tidur bisa dilihat dari dua hal, yaitu indikator kualitas dan kuantitas.

“Untuk kuantitas adalah jam tidur, untuk orang dewasa rata-rata dalah 7 sampai 9 jam per hari.”

“Terkadang ada yang hanya butuh misalnya 6 jam, ini namanya short sleeper.”

“Ada juga yang butuh 12 jam, namanya long sleeper,” jelas dr. Widi.

Baca Juga: Bangun Rumah Gedongan Hasil Jerih Payah Jadi Biduan, Begini Penampakan Ruang Tamu Inul Daratista yang Punya Akuarium Raksasa

Semakin bertambah usia, maka kebutuhan tidur akan  berkurang.

“Anak bayi bisa tidur 16 sampai 18 jam.”

Untuk indikator kualitas, kita lihat dari kondisi tubuh masing-masing.

“Pada saat bangun seger enggak sih? Siang hari juga tidak mudah menguap, dan fungsi kognitif akan tetap baik,” kata dr. Widi.

Baca Juga: Aisyahrani Duga Ada Jaringan yang Terkait dengan Penyebar Video Porno Mirip Syahrini: Ada Nama-nama yang Juga Saya Kenal

Adapun fungsi kognitif adalah kemampuan untuk berfikir.

Ketika seseorang kurang tidur, maka kemampuan untuk mengambil keputusan akan menurun.

Hal ini berakibat menjadi tidak fokus.

“Bahkan dari literatur kalau kurang tidur atau insomnia terjadi secara berkepanjangan, maka akan berpotensi penyakit jantung,” jelas dr. Widi.

Baca Juga: Bayi Kembarnya Selalu Tampil Fashionable di Setiap Momen, Begini Potret Terbaru Buah Hati Syahnaz Sadiqah yang Bikin Gagal Fokus Netizen: Zayn Kenapa Bete Gitu Nak?

Lebih lanjut, dr.Lahargo Kembaren, SpKJ memberikan tips agar kita bisa memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang baik.

Pertama adalah tur pola tidur dan bangun yang sama setiap harinya, karena tubuh memiliki jam biologis untuk istirahat.

“Ketika bangun usahakan mandi, berganti pakaian, dan mengatur waktu dengan baik,” jelas dr. Lahargo.

Kemudian gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, jangan untuk menonton, main handphone, membaca, mengobrol, dan sebagainya.

Baca Juga: Ditinggal Orang Tuanya Kerja, Dua Bocah 4 Tahun di Pasuruhan Tewas Terpanggang di Mobil Tetangga yang Terparkir Sembarangan, Polisi Masih Selidiki Penyebabnya

Tidak makan makanan yang berat sebelum tidur juga jadi salah satu tips untuk mengatasi insomnia.

“Jangan makan makanan berat, satu atau dua jam sebelum tidur, ini akan membuat tidur lebih nyenyak”

Kemudian, olahraga teratur dan mengatur lampu serta cahaya di kamar.

“Usahakan cahaya di kamar gelap, karena akan memengaruhi hormon dan kualitas tidur,” tutur dr. Lahargo.

(*)