Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Instansi pendidikan tengah mempersiapkan diri untuk menyesuaikan kebijakan new normal.
Di tengah pandemi covid-19, tatanan new normal tengah menjadi perbincangan hangat.
Beberapa perubahan dan usulan tengah disiskusikan guna menjaga keamanan dan kenyamanan dalam belajar.
Usulan tersebut di antaranya adalah pengurangan jam masuk dan peniadaan jam istirahat.
Seperti dikutip dari Tribun Wow pada Jumat (29/5/2020), Ciput Ekawati selaku Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kementerian PPPA menyampaikan hal tersebut.
Dalam webinar, Ciput Ekawati menyampaikan perubahan sistim pengajaran untuk beradaptasi dengan situasi new normal.
Baca Juga: Persiapkan New Normal, Wali Kota Bekasi Sebut 'Tidak Risau Jika Ada Lonjakan Kasus Corona Baru'
Ia mengungkapkan dan merekomendasikan sejumlah sekenario yang bisa dilakukan untuk dapat menerapkan protokol kesehatan.
Satu diantaranya adalah pengurangan waktu belajar menjadi 4 jam sehari tanpa ada istirahat.
"Yang sedang kami rekomendasikan adalah menghilangkan jam istirahat dan memperpendek jam pelajaran," ujarnya.
"Masuk 4 jam sehari tanpa jam istirahat," jelasnya.
Selain itu pihaknya juga teah merumuskan aturan jumlah siswa dan memberlakukan physical distancing.
"Jumlah siswa, pengaturan jarak itu pasti akan ada jeda-jeda tertentu. Itu yang sedang diatur," jelas Ciput.
Selain itu, Ciput Ekawati juga menyinggung kesiapan tenaga kerja agar segera beradaptasi dengan model pengajaran baru.
"Peran institusi pendidikan sudah pasti, jelas para guru harus siap remodeling sistem belajar di kelas," ujar Ciput.
Selain itu ia juga menyoroti permberlakukan pendidikan new normal yang sudah diterapkan di Australia.
Baca Juga: Meluruskan Pengertian New Normal di Pandemi Covid-19, Dokter Tirta: Bukan Kita Nerimo, Pasrah Bukan!
Menurutnya, pelajar di negara tersebut sudah menyekolahkan kembali anak didiknya dengan cara berpegang teguh pada protokol kesehatan.
"Mereka hanya dua kelas dulu untuk uji coba, termasuk menyiapkan siswa, guru, tenaga pendidik dengan new normal ini," tutur Ciput.
"Kalau di Indonesia saya pikir bisa disiasati dengan diberi jeda masuknya, satu jam. Jadi masuk dan pulang tidak bersamaan sehingga tidak bertumpuk saat keluar masuk gerbang," tandasnya.
Sementara itu melansir dari artikel Grid.ID sebelumnya, Menkes Terawan Agus Putranto masih membicarakan protokol kesehatan yang akan diterapkan di sekolah berama Kemenag dan Kemendigbud.
Terawan mengaku harus menggandeng dua menteri sekaligus lantaran membutuhkan detail kebijakan dalam mengkaji protokol kesehatan dalam menghadapi situasi new normal.
"Supaya tidak ada salah persepsi, khususnya pada pesantren kan itu butuh detail sekali, karena itu kami dengan Kementerian Agama,'' ujarnya.
"Kami akan tetap berdiskusi dan bersama-sama membantu membuat protokolnya," tuturnya.
"Karena untuk SMA, SMP, SD, TK, playgroup, itu pasti berbeda-beda. Untuk yang mahasiswa pasti juga berbeda."
"Karena itu perlu diungkapkan untuk detail dan juga jelas," pungkasnya.
(*)