"Sejak adanya corona, saya tidak bisa masuk sekolah lagi, tapi itu bisa mengurangi beban ibu saya. Karena bisa membantu pekerjaan ibu saya,"
"Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu, orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung, karena belajarnya harus pakai HP android, sedangkan saya tidak punya," tulis Alfiatus.
Ia bahkan mengaku jika ibunya sampai harus mencari utangan untuk membelikan paket data agar dapat belajar.
Selain itu, terlalu lama belajar di rumah juga sudah membuat Alfiatus kangen terhadap suasana kelas dan seisinya.
"Saya juga merasa kasihan, karena ibu saya harus cari utangan untuk membeli paket internet agar saya bisa belajar di rumah,"
"Tapi saya ingin segera masuk sekolah, ingin bertemu guru dan teman-teman saya, apalagi sekarang bulan Ramadan, biasanya di sekolah diadakan kegiatan pondok Ramadan, tapi karena corona, semua itu tidak ada lagi," tulisnya.
Gadis kecil itu pun berharap jika nantinya kebijakan belajar di rumah masih berlaku, dirinya bisa mendapatkan bantuan.
Sebab, Alfiatus mengaku masih semangat belajar dan ingin lulus dengan nilai baik.
"Kalau bapak Menteri masih mau meliburkan sekolah, saya hanya ingin bantuan uang dan paket internet untuk belajar mandiri di rumah,"
"Walaupun saya hanya anak buruh tani, tetapi saya tetap semangat belajar dan ingin lulus dari sekolah ini dengan baik," tulisnya.