Find Us On Social Media :

Sempat Rasakan Nikmatnya Gaji Rp 100 Juta Per Bulan, Mantan Manajer Diskotik Ini Jatuh Miskin Setelah Banyak Teman Berhutang, Kini Pilih Jalani Hidup Sederhana Sebagai Seorang Mualaf Penjual Es Cincau

By Arif Budhi Suryanto, Sabtu, 30 Mei 2020 | 15:09 WIB

Sempat Rasakan Nikmatnya Gaji Rp 100 Juta Per Bulan, Mantan Manajer Diskotik Ini Jatuh Miskin Setelah Banyak Teman Berhutang, Kini Pilih Jalani Hidup Sederhana Sebagai Seorang Mualaf Penjual Es Cincau

Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto

Grid.ID - Sekilas tidak ada yang menduga jika penjual es cincau di Sukabumi, Jawa Barat, ini dulunya adalah seorang manajer.

Ya, pria 66 tahun bernama Hasanudin ini dulunya memanglah seorang manajer di salah satu diskotik Ibu Kota.

Namun, roda kehidupan Hasanudin telah berputar 180 derajat.

Baca Juga: Meski Usia Sudah Tak Lagi Muda, Nenek 100 Tahun di Surabaya Berhasil Sembuh dari Covid-19, Gubernur Jatim Khofifah: Nenek Kamtin Adalah Bukti!

Dari yang dulunya bergaji 100 perbulan, kini Hasanudin jatuh miskin sebagai penjual es cincau.

Melalui video yang diunggah kanal Youtube Gary Story, ia menceritakan jatuh bangun kehidupannya.

Hasanudin bercerita, awalnya semua berjalan baik dengan gaji yang dia dapatkan saat itu.

Baca Juga: Pukul Warga yang Tak Bermasker Pakai Rotan, Sejumlah Polisi di Ambon Diproses Hukum Meski dapat Dukungan dari Masyarakat: Memang Banyak yang Minta Agar Dipukul Lebih Keras Tapi Itu Kan Menyalahi SOP..

Penghasilan 100 juta perbulan bisa ia gunakan untuk apa saja, termasuk memanjakan istri dan anak.

Rumah mewah dan mobil juga sudah ia punya.

Saking bergelimangnya harta Hasanudin, banyak rekan-rekan yang datang untuk berhutang.

Baca Juga: Tak Terima Hubungan Asmaranya Harus Berakhir, Mahasiswa di Banyumas Balas Dendam dengan Sebar Foto Bugil Mantan Pacar, Dicetak dan Dikirim dalam Amplop ke Keluarga!

Alhasil, uangnya pun semakin menipis hingga ia bahkan sampai pernah menumpuk hutang hingga Rp 3 miliar.

Mulai dari situ kehidupannya pun berubah.

Konflik rumah tangga mulai muncul hingga akhirnya Hasanudin dan istrinya bercerai.

Baca Juga: Terpedaya Ajakan Hubungan Badan Kenalannya di Aplikasi Chat, Pria Medan Lari Tunggang Langgang dari Hotel Setelah Tahu Pasangan Kencannya Itu Waria: Tolong Bang, Tolong!

Ia pun tak patah arang dan kembali membina kehidupan baru dengan seorang wanita.

Namun lagi-lagi kehidupan rumah tangganya kandas di tengah jalan setelah dia jatuh miskin.

Hingga pada akhirnya, Hasanudin bertemu dengan seorang wanita muslimah yang menjadi istrinya sekarang.

Baca Juga: Demi Puaskan Diri Main Game Online di Warnet, Remaja Ini Nekat Curi Gabah Milik Warga hingga Puluhan Kali, Polisi: Setiap Akan Main, Tersangka Mencuri Dulu..

Demi bisa menikahi wanita pujaan hatinya itu, Hasanudin memilih menjadi seorang mualaf di umur 43 tahun.

Setelah itu mereka memulai kehidupan baru yang sederhana di Sukabumi, Jawa Barat.

Meski jauh dari kekayaan seperti pada masa lalunya dulu sebagai manajer diskotik, namun Hasanudin mengaku senang.

Baca Juga: Tradisi Pernikahan Ditunggui Keluarga di Luar Kamar Saat Malam Pertama Bikin Takut, Calon Mempelai Pria Ini Malah Dianggap Tidak Sopan

Sebab dalam kehidupannya sekarang yang sederhana sebagai seorang penjual es cincau, ia mengaku lebih merasa tenang.

Pernah suatu ketika, ia dihadapkan pada kesulitan saat hendak membelikan anaknya sepatu dan membayar uang sekolah sebanyak Rp 300 ribu.

Saat itu, dagangannya tak kunjung laris hingga cincaunya mulai rusak, namun Hasanudin tetap berikhtiar.

Baca Juga: Dulu Hair Stylist Selebriti, Wanita Ini Banting Setir Jadi Pasukan Garda Depan karena Corona!

Rezeki pun tak ke mana, tiba-tiba datang seorang pembeli yang membayarnya Rp 300 ribu untuk dua bungkus es yang dia jual.

Hasanudin pun bersyukur karena meski nilainya kecil namun Allah selalu ada ketika ia membutuhkan pertolongan.

"Saya buka uangnya pas Rp 300 ribu. Ya Allah saya sedih, Allah itu sering tolong saya."

Baca Juga: Tak Punya Smartphone hingga Terpaksa Utang untuk Beli Paket Internet, Siswi SD di Madura Curhat ke Nadiem Makarim soal Kebijakan Belajar di Rumah: Meski Saya Dilahirkan dari Keluarga Kurang Mampu, Saya Ingin Lulus dengan Baik

"Allah tolong saya, saya jadi ada uang untuk beli sepatu anak. Dulu saya dapat gaji Rp 100 juta, sekarang nilainya dari itu," ucapnya.

(*)