Laporan Wartawan Grid.ID, Nesiana Yuko Argina
Grid.ID - Di tengah perjuangan ratusan negara menghadapi pandemi Covid-19, Amerika justru diguncang isu rasisme usai kematian George Floyd.
Seperti diketahui, George Floyd merupakan warga Amerika berkulit hitam yang tewas di tangan polisi dan kasusnya kini jadi perhatian dunia.
George Floyd tewas usai lehernya diinjak seorang polisi kulit putih di Minneapolis dengan lutut hingga meregang nyawa.
Akibatnya, protes massa meluas hingga menyebabkan kerusuhan di berbagai wilayah Amerika.
Protes terus menyebar ke seluruh negeri dan banyak orang menyumbang untuk membantu gerakan Black Lives Matter.
Sebuah gerakan aktivis yang mengkampanyekan untuk mengakhiri kekerasan dan rasisme sistemik terhadap komunitas kulit hitam.
Baca Juga: Pernah Didiskriminasi, Jay Park Konsisten Jadi Diri Sendiri: No Matter What!
Termasuk kebrutalan polisi dan pembunuhan orang kulit hitam.
Salah satu yang turut menyumbang adalah musisi asal Korea Selatan, Jay Park.
Melansir laman Soompi pada Minggu (31/5/2020), Jay Park menyumbang sebesar 10.000 dollar US atau sekitar Rp 146 juta untuk gerakan Black Lives Matter.
Baca Juga: Jay Park Mendadak Berencana Pensiun Dari Industri Hiburan, Ada Apa?
Jay Park bahkan ikut berkampanye melalui media sosial miliknya yang diposting pada Kamis (28/5/2020).
Selain itu, Jay park membuat postingan yang menyuarakan kegelisahannya atas isu rasisme lewat Instagram.
Dalam postingan tersebut, Jay mengunggah potret George Floyd dan kutipan kata-kata terakhirnya sebelum meninggal dunia.
Baca Juga: Polisi Injak George Floyd hingga Tewas, Agnez Mo Geram: Hatiku Terluka!
"Please, I can't breathe. My stomach hurts. My neck hurts. Everything hurts. They're going to kill me," isi kutipan.
Pada slide foto kedua, Jay mengunggah bukti bahwa dirinya baru saja melakukan donasi untuk gerakan Black Lives Matter.
Ia pun menuliskan curhatan panjang tentang kekecewaan serta bagaimana muak dirinya akan isu rasisme sampai menelan korban jiwa.
(*)