Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Korban kecelakaan di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu mengalami nasib nahas.
Korban kecelakaan tersebut harus meregang nyawa lantaran ditolak empat rumah sakit sekaligus.
Mengutip dari Surya.co.id pada Rabu (3/6/2020), empat rumah sakit yang didatang korban menolak dengan alasan tengah fokus menangani covid-19.
Ferdiansyah selaku kakak korban akhirnya menceritakan kejadian nahas yang menimpa adiknya kala itu.
Mulanya, Ferdiansyah mengaku bahwa adiknya telah mengalami kecelakaan tunggal.
Di perbatasan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Seluma sang adik mengalami kecelakaan pada pukul 00.00 WIB pada Senin (1/6/2020) sini hari.
Setengah jam usai kecelakaan, adik Ferdiyansyah akhirnya dilarikan ke salah satu rumah sakit.
"Adik saya laki-laki umur 24 tahun kecelakaan tunggal, setengah jam dari kecelakaan dibawa ke rumah sakit swasta RS Asyifa," ujarnya.
Di rumah sakit swasta itu, mulanya sang adik telah mendapatkan bantuan oksigen dan perawatan sementara.
Karena keterbatasan alat medis dan kurangnya tenaga ahli, khususnya bedah syaraf, akhirnya keluarga berinisiatif membawa korban ke RS di Kota Bengkulu.
"Saya memiliki keluarga dokter, kami berkomunikasi agar adik saya bisa dirawat di Kota Bengkulu."
"Keluarga dokter saya menghubungi sejumlah rumah sakit dan kesimpulannya rumah sakit di Kota Bengkulu belum bisa menerima dengan alasan fokus pada penanganan Covid-19," ujarnya.
Meskipun demikian, Ferdiyansyah tetap membawa adiknya ke RS Kota Bengkulu dengan harapan mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dalam kondisi kritis, akhirnya korban berhasil dibawa ke RS Bhayangkara.
Namun pihak ambulans RS Asyifa justru mendapat teguran keras dari RS Bhayangkara.
Pihak RS Bhayangkara juga mempertanyakan surat rujukan yang tidak disertakan pasien.
"Surat rujukan kami ada, namun dibawa pada mobil yang lain, saya datang dengan pasien dan ambulans."
"Surat rujukan di mobil satunya bisa menyusul, tapi mereka mempertanyakan rujukan, sementara adik saya dalam kondisi kritis," tutur Ferdiansyah.
Akhirnya dari RS Bhayangkara korban tak dapat ditangani dan dibawa ke RSHD Pemkot Bengkulu.
Namun, lagi-lagi di sana kembali terjadi perdebatan dan akhirnya kembali ditolak.
Dalam kondisi yang semakin kritis, keluarga kembali mencari haluan dan membawanya ke Rumah Umah Sakit Harapan dan Doa milik Pemkot Bengkulu.
Belum turun dari ambulans, tim medis kembali menolak pasien dengan alasan RS sedang melakukan sterilisasi perawatan covid-19.
Selain itu, pihak tenaga medis juga tengah menjalani isolasi mandiri.
"Pihak rumah sakit memberikan alternatif pasien bisa dirawat namun ditempatkan di ruang bekas pasien Covid-19. Lalu kami pindah ke rumah sakit lainnya," jelasnya.
Dari RSHD, ke RS Tiara Sella dan akhirnya ke RS Rafflesia, namun lagi-lagi korban ditolak.
Dalam keadaan panik keluarga korban menuju RS Raflessia namun ruang IGD dikabarkan tutup.
Akhirnya Korban kembali mencari referensi di RSUD M Yunus.
Tiba di sana RSUD M Yunus sempat menolak pasien dan kembali menadap teguran keras.
Sebab RS tersebut adalah tempat rujukan utama untuk penanganan covid-19.
Meski sempat terjadi perdebatan sebelum meninggal dunia akhirnya pasien ditangani di rumah sakit tersebut.
Baca Juga: Video Tik Tok Gisel Viral, Gempita Bongkar Tabiat Asli Mamanya saat Bikin Video: Mama Galak!
Melansir dari Kompas, Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni memberikan tanggapan atas peristiwa tersebut.
Ia menegaskan meski tengah fokus menangani covid-19, rumah sakit wajib melayani pasien umum yang lain.
"Saya dapat info itu, yang jelas prinsipnya semua masyarakat harus dilayani tidak boleh ada penolakan meskipun kondisi Covid-19 tidak ada perbedaan perlakuan pada pasein umum," ujarnya.
Ia menyebutkan, pihaknya hari ini melakukan rapat terkait persoalan penolakan sejumlah rumah sakit tersebut.
"Kami akan rapat hari ini, kami akan kirimkan surat peringatan pada seluruh rumah sakit di Bengkulu untuk dilarang menolak pasien," jelasnya.
(*)