Kala itu, Rosidi mengaku tak terima, lantaran sudah mendaftarkan diri sejak pagi di lobi rumah sakit.
Saat Rosidi datang, kuota rapid test dikabarkan tinggal dua, sementara pihak RS hanya membatasi 10 alat setiap harinya.
"Pelaku tidak terima dan mendatangi tenaga medis kita dan langsung dipukul itu," ucapnya.
Akhirnya, Rosidi melampiaskan kekesalannya pada salah satu tenaga medis yang bekerja di sana.
Sementara itu, pihak korban yang akhirnya tidak terima juga melaporkan Rosidi pada bihak berwajib.
"Kami tetap menyayangkan tindakan kekerasan. Sebenarnya persoalan ini hanya salah paham saja," tutur dr. Tony.
Sementara itu Kapolsek Sangkapuran, AKP Rahmad mengatakan bahwa kedua belah pihak sudah meluruskan kesalah pahaman tersebut.
"Keduanya sepakat damai. Rosidi sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi lagi. Korban tenaga medis juga sudah memaafkan," tutup Rahmad.
Sementara itu melansir dari Grid Health, kekerasan terhadap tenaga medis juga sempat terjadi di berbagai daerah.