Find Us On Social Media :

Terlalu Lama Karantina di Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Protes dan Ngamuk Pada Petugas Medis: Sudah Terlalu Lama Kami Dikurung di Sini!

By Novia, Sabtu, 6 Juni 2020 | 17:30 WIB

Terlalu Lama Karantina di Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Protes dan Ngamuk Pada Petugas Medis: Sudah Terlalu Lama Kami Dikurung di Sini!

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Sejumlah pasien Covid-19 yang dikarantina di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Boejasin Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan ngamuk.

Pasien covid-19 yang ada di sana dikabarkan melakukan protes dan mendesak pihak rumah sakit agar segera memulangkannya.

Hal ini dikarenakan pasien merasa sudah terlalu lama menjalani proses karantina.

Baca Juga: Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di dalam Kamar Kos dengan Luka Sayat di Sekujur Tubuh, Pria di Tuban Disebutkan Ponakannya Memiliki Gangguan Jiwa

Mengutip dari Kompas pada Sabtu (6/6/2020), sejumlah pasien di sana ngamuk agar segera di pulangkan.

"Kami punya tanggungan di rumah, siapa memberi makan mereka, sudah terlalu lama kami dikurung di sini," teriak salah satu pasien saat dialek Banjar.

Dalam melayangkan protes tersebut, mereka juga meminta Bupati untuk datang menemuinya.

Baca Juga: 5 Warga di Bali Meninggal Berurutan Secara Misterius, Masyarakat Heboh Hingga Adakan Upacara Permohonan Maaf Guru Paduka!

"Mana Bupati, pangil ke sini," teriak seorang pasien.

Akhirnya Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tanah Laut Antonius Jaka mengatakan, pasien yang mengamuk terpaksa karantina karena hasil rapid test masih menunjukan reaktif.

Antonius Jaka mengatakan akan segera memulangkan pasien jika hasil hasil swab mereka sudah negatif.

Baca Juga: Jasadnya Mengapung di Sungai Bengawan Solo, Satpam Cantik Ini Tinggalkan Motor Sebagi Petunjuk Kematiannya!

"Kami bisa saja memulangkan mereka, terpenting adalah mereka harus sudah negatif Covid-19. Sebelum, ada hasil swab, kami tidak bisa memulangkan mereka," jelasnya.

Meski pasien sempat mengamuk, namun kini sudah kembali kondusif.

Para pasien tersebut bersedia memahami setelah dilakukan dialog dan diberikan penjelasan.

Baca Juga: Hampir Saja Diperkarakan di Meja Hijau, Seorang Ibu yang Nekat Mencuri Sawit untuk Beli Beras Kini Justru Ditawari Pekerjaan oleh Dirut PTPN V!

"Kami sudah jelaskan masalah yang jadi tuntutan mereka. Syukurnya mereka semua memahami," pungkasnya.

Sementara itu melansir dari Surya Malang, pria bernama M Rosidi berusia 49 tahun juga melakukan aksi protes.

Di RSUD Umar Masud, Rosidi melayangkan pukulan dan tendangan terhadap petugas medis.

Baca Juga: Menunggu Sejak Pagi namun Tak Kebagian Rapid Test, Seorang Warga Gresik Naik Pitam hingga Lakukan Aksi Kekerasan pada Tenaga Medis!

Hal itu dikarenakan Rosidi tak mendapatkan kesempatan repid test, sementara ia telah menunggu sejak pagi.

Dr Tony S Hartanto selaku Direktur RSUD Umar Masud Bawean, akhirnya buka suara terhadap kasus tersebut.

Tony mengatakan, warga bernama Rosidi itu mulanya datang untuk melakukan repid test.

Baca Juga: Rela Cium Sepatu Tim Gugus Tugas, Seorang Suami Tak Terima Jenazah Istrinya Dimakamkan di Makam Khusus Covid-19

Tersangka mengaku datang untuk melakukan repied test agar bisa mendatangi wisuda anaknya yang berada di Surabaya.

Hanya saja alat yang disediakan rumah sakit habis, sebab di sana hanya disediakan 10 repied test setiap harinya.

(*)