Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Indonesia telah mulai menjalankan skenario new normal atau tatanan hidup baru sejak Senin (1/6/2020).
Ada sejumlah daerah yang menjadi ‘proyek percontohan’ kebijakan ini.
Ada 4 provinsi dan 25 kabupaten/kota yang akan mulai melaksanakan skenario ini.
Empat provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Gorontalo.
Merujuk perilaku new normal ini, World Health Organization (WHO) pun memperbarui beberapa panduan terkait pencegahan Covid-19.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pidatonya tanggal 5 Juni 2020 menyebutkan beberapa poin.
Salah satunya adalah penggunaan masker kain yang kini wajib terdiri dari tiga lapis.
“Panduan terbaru kami memuat informasi terbaru dalam hal komposisi masker kain, berdasarkan kajian akademis yang diminta oleh WHO,” tutur Ghebreyesus seperti dikutip dari situs resmi WHO, Minggu (7/6/2020).
Berdasarkan kajian baru ini, lanjut ia, WHO mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker kain dengan minimal tiga lapisan berbeda.
“Detail tiap lapisan ada dalam panduan,” tuturnya.
Mengutip panduan terbaru WHO “Advice on the use of masks in the context of COVID-19: Interim guidance” keluaran 5 Juni 2020, masker non-medis atau biasa disebut masker kain bisa terbuat dari berbagai bahan dan kombinasi.
Kombinasi dari berbagai jenis kain dan material menghasilkan fitrasi yang berbeda terhadap kemampuan untuk bernapas dan penyaringan virus.
Saat ini, standar masker kain telah ditetapkan oleh French Standarization Association (AFNOR Group) dengan jumlah filtrasi minimal 70 persen terhadap partikel solid atau droplet.
Masker kain minimal harus memiliki tiga lapisan dengan kombinasi yang beragam.
Beberapa jenis kain yang bisa digunakan antara lain:
- Polypropylene
- Katun (woven)
- Katun (knit)
- Polyester
- Cellulose (tisu)
- Cellulose (paper towel)
- Silk (napkin)
- Nylon
Setiap lapis kain memiliki rentang filtrasi antara 0,7 persen hingga 60 persen.
Semakin tinggi filtrasinya, semakin ampuh lapis kain tersebut untuk menahan virus.
Kombinasi nylon dan 100% polyester misalnya, ketika dilipat menjadi dua lapis, memberikan filtrasi 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan satu lapis saja.
Tingkat filtrasi bertambah hingga 7 kali lipat apabila dilipat menjadi empat lapis.
Namun harus diingat, semakin tebal lapisan kainnya, semakin menyulitkan kita untuk bernapas.
Oleh karena itu WHO merekomendasikan masyarakat untuk mencoba masker tersebut terlebih dahulu sebelum beraktivitas menggunakannya.
Kombinasi bahan ideal Kombinasi ideal untuk masker kain yaitu terdiri dari tiga lapis:
1. Lapisan pertama di bagian paling dalam (menyentuh mulut dan hidung) adalah material katun atau cotton blends.
2. Lapisan kedua di bagian terluar adalah material polypropylene, polyester, atau gabungan keduanya
3. Lapisan tengah adalah material polypropylene atau katun.
Baca Juga: Sempat Merasa Diingkari Janji oleh Mendiang Didi Kempot, Yuni Shara Kini Tahu Fakta Sebenarnya
Sementara itu, sebelumnya Pemerintah Indonesia memaparkan pertahanan utama melawan corona adalah masker dan cuci tangan.
"Tim pakar menyampaikan ada tiga jenis masker.”
"Yaitu masker kain bagi masyarakat, serta bagi tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien harus menggunakan APD masker bedah atau masker N95," jelas Wiku Adisasmito tim pakar gugus penanganan Covid-19 dikutip dari kanal YouTube 'BNPB Indonesia' (5/4/2020).
Menyoal masker kain, Wiku juga menjelaskan komponen yang ada dalam lapisannya.
"Tiga lapisan dalam masker akan meningkatkan efektifitas dalam menangkal virus. "
Cara pembuatan masker kain dapat disesuaikan dengan wajah. "
Pastikan tangan yang digunakan bersih dan harus menutupi hidung (masker) hingga dagu serta tidak longgar," jelas Wiku.
Tim gugus penanganan Covid-19 juga menuturkan kalau pembuatan masker kain bisa dilakukan secara mandiri.
"Masyarakat dapat membuat masker dari kain bersih dengan cara dijahit secara manual atau menggunakan mesin," jelasnya.
(*)