Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Herman (52) adalah salah satu penggali kubur khusus jenazah covid-19.
Sejak 2 bulan terakhir, Herman mengaku tak berani lagi untuk tidur di rumahnya.
Herman mengaku memilih tidak bertemu keluarganya untuk sementara waktu ini.
Sebab ia khawatir akan membawa virus corona setelah memakamkan para jenazah covid-19.
Melansir dari Kompas pada Senin (8/6/2020), pria kelahiran 1965 ini mengaku bekerja sebagai penggali kubur bersama empat temannya.
Herman bersama empat temannya itu mengaku ditugaskan untuk menggali makam khusus jenazah covid-19.
Semenjak saat itulah, ia mengaku lebih banyak menghabiskan waktunya di Pos TPU Gandus Hill bersama empat rekannya.
Setiap harinya Herman mengaku kembali ke rumah hanya untuk berganti pakaian lalu kembali ke tempat pemakaman.
"Pulang dua kali sehari sekali, hanya ganti baju lalu ke sini lagi," ujarnya.
Meskipun demikian, Herman mengaku bersyukur lantaran anak dan istrinya selalu memberikan dukungan.
Herman mengaku ikhlas melakukan pekerjaan tersebut dan selalu berdoa untuk meminta perlindungan dari Allah.
"Kalau kita semua menolak untuk memakamkan, terus siapa yang mau memakamkan."
"Saya hanya berdoa minta perlindungan sama Allah selama bekerja. Ini semua demi kemanusiaan," ujarnya.
Sejak pandemi covid-19 ini muncul, Herman mengaku paling tidak sehari paling sedikit menguburkan dua jenazah.
Bahkan dalam sehari Herman pernah mengalikan makam untuk 12 jenazah sekaligus.
"Pada malam Lebaran saja 7 jenazah, sesudah lebaran 12 jenazah. Kami hanya 5 orang, itu sangat capek sekali," tuturnya.
Selain lelah Herman juga mengakui bahwa ukuran makam jenazah covid-19 memakan waktu yang cukup lama.
Sebab untuk jenazah covid-19 harus menyesuaikan peti dan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada biasanya.
Jika pemakaman pada umumnya memiliki ukuran lebar 60 centimeter dan panjang 90 centimeter.
Maka khusus jenazah Covid-19 memiliki lebar 90 centimeter dan panjang 210 centimeter.
"Karena kita mengikuti ukuran peti, kalau makam biasa kan hanya jenazahnya saja," kata Herman menjelaskan.
Bersama timnya itu, Herman mengaku dibayar 750 ribu untuk mengali satu lubang pemakaman.
Sementara itu melansir dari Tribun Jakarta, sejak bulan Maret silam petugas Dinas di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur tak henti bergelut dengan cangkul dan gundukan tanah.
Setiap hari mereka selalu membuat lubang galian untuk memakamkan korban covid-19.
Salah satu penggali kubur bernama Imang bersama timnya ia mengaku rata-rata menguburkan jenazah Covid-19 sebanyak 20 jenazah.
Bahkan pernah dalam sehari Imang bersama rekanya menguburkan hingga 31 jenazah dalam sehari.
(*)