Find Us On Social Media :

Sindir Kabupaten Jember akan Tengelam Lantaran Capai Kinerja Rendah dan Banyak Kebijakan yang Gagal Dijalankan, Anggota DPRD Gunakan Pelampung saat Rapat Paripurna!

By Novia, Selasa, 9 Juni 2020 | 14:30 WIB

Anggota DPRD Jember terlihat memakai pelampung sebagai bentuk sindiran kepada kinerja pemerintahan Kabupaten Jember

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti 

Grid.ID - Baru-baru ini, anggota DPRD Jember tengah melayangkan aksi protes saat rapat paripurna. 

Dalam rapat tersebut, anggota DPRD kompak menggunakan pelampung sebagai simbol sindiran pada pemerintah Kabupaten. 

Aksi protes ini disebutkan telah berlangsung pada Senin (8/9/2020) kemarin. 

Baca Juga: Bocah SD Kepergok Mencuri Motor, Sempat Lari dan Bersembunyi di Parit, Akhirnya Pelaku Malah Ditinggal Komplotannya dan Dibiarkan Keciduk Warga!

Mengutip dari Surya Malang pada Selasa (9/6/2020), aksi protes itu terjadi saat pembacaan rekomendasi laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Jember akhir Tahun 2019. 

Empat anggota dewan terlihat bergantian membacakan rekomendasi untuk menyampaikan banyaknya program yang gagal. 

Keempat pembaca tersebut adalah M Hafidi (Ketua Komisi D), Edy Cahyo Purnomo (Ketua Fraksi PDIP), Agusta Jaka Purwana (Ketua Fraksi PAN-Demokrat-Golkar), dan David Handoko Seto (Ketua Komisi C).

Baca Juga: Sudah Ngaku Tifus hingga Sewa Mobil Ambulans, Ibu dan Anak Ini Gagal Mudik ke Jember Gegara Terlanjur Ketahuan Polisi

Dengan demikian, penggunaan pelampung itu disebutkan sebagai bentuk sindiran bahwa Jember akan segera 'tenggelam'. 

"Banyak program yang capaian kinerja dan serapannya rendah dan gagal dijalankan, serta pelaksanaan program yang dijalankan tidak maksimal karena kendala yang bervariatif," ujar M Hafidi yang membacakan isi rekomendasi. 

"Dan sebagian besar adalah kendala administratif serta belum adanya petunjuk dalam pelaksanaan," imbuhnya. 

Baca Juga: Penata Busana di Jember Ditemukan Tewas Mengenaskan, 3 Pelaku Pembunuhan Ternyata Temannya Sendiri yang Nekat Merampas Harta Korban!

Kegagalan dan rendahnya serapan itu, disebutkan M Hafidi, karena kebijakan sistem pengelolaan anggaran dan program yang cenderung sentralistis. 

Dalam pembacaan rekomendasi itu, ia menyebutkan bahwa seluruh kegiatan tidak fleksibel. 

Hal itu dikarenakan harus didasarkan pada 'desk' yang dilakukan bupati dan persetujuan yang dijalankan rutin. 

Baca Juga: Anang Hermansyah Bilang Jerinx Enggak Selevel dengan Ahmad Dhani Gara-gara Ini, Ternyata Musisi Bali Itu Punya Istri yang Cantiknya Kelewatan: Bule Tapi Lahir di Jember

Akhirnya hal tersebut diduga berdampak pada banyak hal yang bisa merugikan masyarakat. 

"Serapan anggaran rendah berdampak SILPA yang besar, dan masyarakat pastinya dirugikan," lanjutnya membacakan isi rekomendasi. 

Selanjutnya, penilaian anggota dewan itu disebutkan meliputi hampir seluruh urusan di pemerintah Kabupaten Jember. 

Baca Juga: Pelajar SMK Tertangkap Basah Jadi Waria saat Layani Tamu, Orang Tua Syok Mendengar Tingkah Anaknya di Luar Rumah!

Melalui rekomendasi itu, anggota dewan merasa kinerja pemerintahan Bupati Faida dan Wakil Bupati Abdul Muqit Arief di tahun 2019 'mblejeti'.

Sementara itu, David Handoko Seto selaku pembaca rekomendasi terakhir menyampaikan sindiran tersebut. 

Dengan menggunakan pelampung dan masker, ia akhirnya mengungkapkan aksi protesnya. 

Baca Juga: Ayah Riza Shahab Meninggal Dunia di Rumah Sakit Jember, Sang Aktor: Mohon Doa untuk Abah Saya....

"Sengaja saya memakai pelampung ini, karena Jember mau 'tenggelam'," sindirnya David ketika membaca rekomendasi sambil memakai pelampung.

Satu koleganya, Edy Cahyo Purnomo yang juga memakai pelampung juga mengutarakan hal serupa.

"Saya temenin, saya juga memakai pelampung," ujar Edy dari kursi duduknya.

Baca Juga: Ngakunya Iseng dan Penasaran, Siswa SMK di Jember Diam-diam Jadi Waria Hingga Keciduk Satpol PP, Orang Tua Kaget saat Tahu Anaknya Mangkal di Pinggir Stasiun

Sementara itu melansir dari Surya.co.id, setelah seluruh pembacaan rekomendasi selesai, Ketua DPRD Jember menyerahkan keputusan ke Bupati Jember Faida. 

Namun dalam kesempatan itu, Bupati Faida enggan memberikan tanggapan dan tak mau di wawancara sejumlah wartawan. 

"Saya pamit dulu," ujarnya sambil masuk ke dalam mobil.

Tak jauh berbeda dengan Faida, Wakil Bupati Abdul Muqit Arief yang juga hadir dalam rapat tersebut, juga enggan memberikan pernyataan.

(*)