Find Us On Social Media :

Hadirnya dr Reisa Broto Asmoro di Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Ramai Diperbincangkan, Achmad Yurianto Menampik Digantikan: Tidak Usah Berandai-andai!

By Novia, Selasa, 9 Juni 2020 | 15:10 WIB

Reisa Broto Asmoro saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Senin (8/6/2020).

"Pada hari ini saya akan ditemani seorang dokter yang selama ini aktif terlibat dalam edukasi pencegahan Covid-19,"

"Sekaligus bagian dari tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro," ujarnya.

Baca Juga: Angka Kehamilan Tinggi saat Pandemi Corona, Ikatan Bidan Indonesia Buat Panduan Pelayanan KB

Sementara itu, melansir dari Warta Kota, Achmad Yurianto akhirnya telah menjelaskan tugas pokok dan hadirnya dr Reisa.

Di dalam tim Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 nanti, dr Reisa akan memiliki tugas khusus.

Achmad Yurianto menjelaskan dr Reisa akan hadir untuk mengedukasi dan menyampaikan kebijakan new normal pada masyarakat secara masif.

"Sekarang saatnya untuk melakukan edukasi secara masif ke semua masyarakat untuk menjalankan adaptasi kebiasaan baru agar aman dan produktif," ujarnya.

"Semua potensi, kita ajak untuk berbicara, tidak hanya birokrat tetapi juga pihak lain."

"Reisa seorang dokter yang juga mewakili generasi muda dari luar birokrat," imbuhnya.

Baca Juga: Sindir Kabupaten Jember akan Tengelam Lantaran Capai Kinerja Rendah dan Banyak Kebijakan yang Gagal Dijalankan, Anggota DPRD Gunakan Pelampung saat Rapat Paripurna!

Menurut Achmad Yurianto edukasi kenormalan baru ini merupakan salah satu gambaran pemerintah yang telah dicanangkan pemerintah.

"Ini (edukasi new normal) tema besar kita. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh Gugus Tugas di daerah dengan pertimbangan daerah masing-masing," ujarnya.

Dengan demikian Achmad Yurianto menggandeng dr Reisa untuk menjadi satu tim dalam mengedukasi masyarakat.

"Kita bekerja bersama-sama, dalam satu tim. Update (kasus Covid-19) proporsinya hanya 25 persen. Data kita olah dalam bentuk informasi yang kita analisa, kebutuhan edukasinya ini 75% proporsinya," pungkasnya.

(*)